Ternyata Benar, Mulai Digunakan Baterai LFP Tanpa Nikel, Sudah Digunakan Wuling, BYD, dan Tesla

  Ternyata Benar, Mulai Digunakan Baterai LFP Tanpa Nikel, Sudah Digunakan  Wuling, BYD, dan Tesla

Mobil Wuling yang menggunakan batrak LFP--

Saat ini, BYD yang juga telah memasuki pasar Indonesia memanfaatkan teknologi serupa. Ada tiga model yang diluncurkan BYD Atto 3, Seal, dan Dolphin mengandalkan material lithium iron phosphate. Ketiga model menggunakan teknologi yang diistilahkan ‘Blade Battery’,  dikembangkan dari sel-sel tunggal yang disusun dalam sebuah pack baterai. 

 

 Teknologi Blade Battery ini disebut memiliki durasi hingga seumur hidup atau lifetime dengan jarak tempuh sampai 1,2 juta kilometer.

 Wuling dan BYD merupakan pabrikan yang telah mengantongi insentif fiskal dari pemerintah, termasuk bebas bea masuk dan PPnBM untuk impor mobil listrik secara utuh. Hanya mobil listrik Hyundai Ioniq 5 sebagai penerima manfaat insentif yang masih mempertahankan teknologi baterai baterai Lithium-Ion berbasis Nikel Mangan Cobalt (NMC). 

 

Merujuk situs resmi Hyundai Indonesia, baterai Lithium-Ion diklaim sebagai salah satu baterai terbaik yang bisa digunakan mobil listrik saat ini karena daya tahannya yang tinggi, energi padat, serta degradasi yang rendah. Konsorsium Hyundai pun telah membangun pabrik pack dan sel baterai di Indonesia. Adapun produk lainnya, seperti teknologi mobil hybrid, juga mengandalkan baterai nikel. Hal ini seperti digunakan pada Innova Zenix Hybrid. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) telah membangun fasilitas perakitan baterai termasuk untuk Innova Zenix yang berbasis nikel (Ni-MH/Nickel Metal Hydrade). Arah pengembangan baterai LFP pun digaungkan Tesla Inc. 

 

LFP ini mencuat saat debat Cawapres. Saat itu, Gibran Raka Buming Raka mempertanyakan hal ini kepada Cawapres Muhaimin Iskandar. Dimana menurut Gibran, Muhaimin dan timnya anti nikel. 

Padahal menurut Gibran, Indonesia memiliki nikel yang sangat besar.(**) 

Sumber: