Sapi di Pinju Layang Seluma Positif LSD

 Sapi di Pinju Layang Seluma Positif LSD

Ditemukan 7 ekor sapi miliki penyakit--

 

BUNGA MAS, Radar Seluma.Disway.Id,  - Tiga sampel yang telah dikirim ke Laboratorium Balai Veteriner di Provinsi Lampung. Dari sampel sapi yang telah diambil di Desa Pinju Layang, Kecamatan Semidang Alas (SA) saat ini telah keluar. Dimana dari sampel Laboratorium Balai Veteriner Lampung, tiga sampel tersebut dihasilkan positif terpapar penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).

 

BACA JUGA: DPRD Seluma Tunggu SK PAW Almarhum Herwansyah

"Untuk hasil dari uji sampel telah keluar. Dari tiga sampel yang dibawa ke Laboratorium Balai Veteriner Lampung, hasilnya positif terpapar LSD," sampai Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Seluma, Arian Sosial, SP MSi didampingi Kabid Peternakan, Hendri Yunan, SP MSi saat dikonfirmasi Radar Seluma.

Dikatakan Hendri, sapi yang sebelumnya diduga LSD tersebut. Saat ini dipastikan positif setelah dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Balai Veteriner di Provinsi Lampung. Setelah dinyatakan positif terpapar akan penyakit LSD. Maka dikawasan sekitar peternakan. Pada saat ini langsung diterapkan zona merah. Hal tersebut dilakukan agar sapi yang terserang LSD tidak menyebarkan penyakitnya ke kondisi sapi-sapi lain, melalui lalulintas perdagangan.

 

"Sudah kita terapkan zona merah, agar dapat fokus di dalam penanganan sapi yang terserang LSD dan tidak terjadi penyebaran," ujarnya. 

 

Penyakit LSD atau Lumpy Skin Disease merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae. Penyakit ini ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung dan perut. Hanya saja, dengan adanya penyebaran penyakit LSD tersebut. Masyarakat tidak perlu khawatir, hal tersebut dikarenakan penyakit LSD tidak zoonosis.

 

BACA JUGA: Fogging Tak Efektif Atasi DBD

Dimana artinya tidak akan menular kepada manusia. Para peternak tidak usah panik terkait hewannya yang menderita LSD. Hal tersebut dikarenakan penyakit tersebut bisa disembuhkan. Asalkan dengan melakukan biosekuriti ketat dan membatasi lalu lintas sapi, sanitasi kandang dan menjaga kesehatan ternak dengan pakan yang baik dan cukup. "Saat ini masih dalam penanganan, sehingga nantinya tidak menyebar ke daerah lainnya," pungkasnya.(ctr)

 

Sumber: