Berawal Dari Hati, Burujung Bunuh Diri

Berawal Dari Hati, Burujung Bunuh Diri

--

Bila sahabat Disway Radar Seluma gemar membaca atau melihat berita, pasti sering menemukan sejumlah kasus bunuh diri belakangan ini. Terbaru dan sedang hangat ialah kasus bunuh diri seorang pemuda desa Dusun Tengah. Terjadi kemarin, yang nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Kasus kemarin, merupakan kasus bunuh diri ke 7 yang terjadi di Bumi Serasan Seijoan Sejak 5 bulan terakhir. Artinya lebih dari satu orang bunuh diri setiap bulannya. Rata-rata terjadi pada mereka yang berusia produktif. Tahun lalu, sudah terjadi 14 kasus bunuh diri di Kupaten Seluma ini. Ada apa gerangan? Kenapa seseorang terpikir hingga akhirnya nekat bunuh diri?

BACA JUGA:Januari - Mei 2023, 6 Kasus Bunuh Diri di Seluma, ... Dengan Cara Gantung Diri dan Minum Racun

Jika ditelisik dari sejumlah sumber di lapangan, ada banyak penyebab fenomena ini begitu marak terjadi. Beberapa di antaranya ialah kekecewaan, kegagalan, kesepian, dan ketidakbahagiaan yang berujung pada stress hingga depresi. Beberapa bentuk penyakit hati yang ternyata berbahaya bila tak segera diobati. Bagaimana cara mengobatinya?

Tentu ada banyak langkah yang bisa dilakukan, misalnya seperti membaca dan konsultasi dengan teman yang tepat. Ngbrol secara mendalam dengan orang terdekat. Anda juga bisa mencoba mengikuti training motivasi dengan tema-tema khusus sesuai dengan kebutuhan. Semua bisa dilakukan direa digital saat ini. Semua motivator kehidupan bisa diakses dengan mudahnya. Selain itu, dukungan keluarga dan teman juga sangat berperan. Untuk itu, circle pertemanan juga harus tepat. 

Cara simple lainnya, coba simak sepenggal kisah burung dan cacing yang disajikan oleh Radar Seluma di bawah ini. Sebagaimana firman dalam Alquran surat An-Nahl ayat 66 :“Sesungguhnya pada binatang itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.” Lalu, apa pelajaran hidup yang bisa diambil dari burung dan cacing? Coba amati bagaimana keseharian seekor burung. Setiap pagi ia keluar dari sarangnya untuk mencari makan, tanpa tahu di mana harus mendapatkannya. Adakalanya, dia pulang sore hari dalam kondisi kenyang. Terkadang ia bisa membawa oleh-oleh untuk keluarganya. Namun, ia juga sering kali pulang ke sarang dengan perut keroncongan. Ya, burung cukup sering mengalami kekurangan makanan yang jadi kebutuhan. Apalagi setelah lahan berubah jadi gedung tinggi dan pembangunan lainnya. Namun, pernahkah Anda melihat burung yang mencoba untuk bunuh diri.

Sekarang mari lihat kehidupan binatang yang lebih lemah dari burung seperti cacing. Binatang ini tidak memiliki sarana yang layak untuk mencari makanan. cacing tidak punya tangan, kaki, tanduk, dan bahkan ia tak punya mata, serta telinga. Namun layaknya makhluk hidup lainnya, dia butuh makanan agar tetap hidup. Dengan kondisi serba kekurangan itu, pernahkah Anda melihat cacing yang sengaja tidak makan untuk bunuh diri? Atau berusaha membenturkan kepalanya ke batu untuk segera mati.

Kedua binatang itu tetap survive untuk melanjutkan hidup, meski dalam kondisi terjepit dan serba kekurangan. Namun kenapa MANUSIA yang notabene makhluk sempurna justru kalah dengan burung dan cacing. Kita mungkin mengalami kekecewaan, rasa sakit, kegagalan, kesepian dan ketidakbahagiaan dalam hidup. Namun semua itu sifatnya hanya sementara. Semua hal yang tidak menyenangkan dalam kehidupan di dunia bisa berubah, ketika manusia mau melangkah dan berusaha. Mari sahabat tebar energy positif untuk lingkungan kita. Stay safe!

BACA JUGA:Bujang Seluma Akhiri Hidupnya di Pohon Mangga

Sumber: