Kisah si Raja Hutan Pelindung Masyarakat Sumatera....
--
Harimau atau Kucing Besar yang berwarna loreng memiliki mitos dan sejarah yang kuat bagi peradaban di masyarakat bagian Sumatera.
Dilansir dari wikipedia Harimau adalah pemangsa puncak, mereka terutama memangsa ungulata seperti rusa dan babi.
Harimau adalah hewan teritorial dan umumnya merupakan pemangsa soliter yang penyendiri, tetapi tetap memiliki sisi sosial, mereka tetap tinggal di area-area yang berdekatan, untuk mendukung kebutuhan makanan dan membesarkan keturunannya.
BACA JUGA:Ingin Hamil Anak Laki - Laki? Coba Lakukan 5 Cara Ini....
Anak harimau tinggal bersama ibu mereka selama sekitar dua tahun, kemudian akan hidup mandiri dan meninggalkan daerah jelajah ibu mereka untuk membangun rumah mereka sendiri.
Harimau dikenal sebagai kucing terbesar didunia. Harimau memiliki karakteristik yang berbeda juga, pada umumnya harimau jantan memiliki berat antara 180 dan 320 kg dan betina berbobot antara 120 dan 180 kg.
Panjang jantan antara 2,6 dan 3,3 meter, sedangkan betina antara 2,3 dan 2,75 meter. Di antara subspesies yang masih hidup, harimau sumatra adalah yang paling kecil dan harimau siberia yang paling besar.
Siapa yang tidak tahu Harimau Sumatera. Bagi masyarakat Sumatera yang tempat tinggalnya berdekatan dengan hutan pastinya interaksi antara manusia dan Harimau memang tidak bisa dihindarkan.
Masyarakat Sumatera meyakini sang raja hutan ini adalah pelindung dan Harimau adalah jelmaan dari nenek moyang yang menjaga anak cucunya.
Dari berbagai macam legenda dan mitos terdahulu yang sampai saat ini dipercaya oleh masyarakat Sumatera, Harimau dan Manusia memiliki dimensi spritual tersendiri.
Masyarakat meyakini, Harimau Sumatra merupakan sosok pelindung bagi manusia dari segala bentuk Tindakan jahat yang akan datang.
BACA JUGA:6 Cara Dapat Uang Dari Internet 2023 Tanpa Modal, Nomor 3 Dilakukan Dengan Mudah dan Terbukti.....
Dan juga dipercayai sebagai sosok penjaga hutan dan menghalau segala satwa liar yang akan masuk ke pemukiman warga.
Seperti yang dipercaya masyarakat Aceh, Harimau Sumatra disebut dengan "Rimueng". Rimueng diyakini jelmaan harimau putih dan harimau hitam yang menjaga makam Teuku Cot Bada, di daerah Pidie.
Cerita beredar, Rimueng biasanya mendatangi makam setiap menjelang Magrib.
Beralih keTanah Minang, Sumatera Barat harimau disebut Datuak atau Inyiak.
Dipercayai sebagai jelmaan leluhur mereka. Datuak pun menjadi inspirasi aliran ilmu bela diri di sana, yakni silek harimau atau silat harimau.
Mungkin bagi masyarakat Sumatera ada larangan ketika memasuki hutan dilarang menantang (omongan besar) atau menyebut nama Harimau, Kalau larangan tersebut dilanggar pasti Harimau akan menunjukan wujudnya.
Dan dibeberapa daerah di Sumatera juga meyakini kalau Harimau Sumatra turun ke pemukiman warga, menandakan ada larangan atau hukum adat yang dilanggar oleh seseorang.
BACA JUGA:Tahun Politik Sudah Tiba, Ini Cara Licik Para Elit yang Wajib Diketahui.....
Walau demikian Harimau tetap kategori hewan buas yang tidak bisa hidup berdampingan langsung dengan masnusia, memang banyak keyakinan mengenai sosok hewan ini, akan tetapi apabila anda bertemu dengan hewan ini sebaiknya cepat meninggalkan lokasi tersebut agar menghindari kontak langsung dengan Harimau.
Saat ini perburuan liar dan terutama penggundulan hutan yang dilakukan secara masif hingga perluasan perkebunan sawit diduga membuat habibat harimau sumatra kian terancam. Jangan sampai Harimau Sumatera yang memiliki cerita sejarah bagi kita tinggal sejarah semata. (ndo)
Sumber: