2023, BPJN Gelontorkan 400M Untuk Pemeliharaan Jalan di Bengkulu

2023, BPJN Gelontorkan 400M Untuk Pemeliharaan Jalan di Bengkulu

Jalan rusak parah--

 

 

BENGKULU - Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Bengkulu,  menyiapkan dana sebesar Rp400 miliar untuk perbaikan jalan dan jembatan nasional di wilayah Provinsi Bengkulu pada 2023.

Seperti yang diketahui, pemeliharaan jalan nasional adalah kegiatan penanganan jalan, berupa pencegahan, perawatan, dan perbaikan yang rutin dilakukan setiap tahun.

Dikatakan Kepala BPJN Bengkulu Yohanis Tulak, Hal itu diperlukan untuk mempertahankan kondisi jalan nasional agar tetap berfungsi secara optimal melayani lalu lintas sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai.

"Untuk anggaran perbaikan jalan dan jembatan nasional itu sekitar Rp400 miliar, termasuk paket yang sedang berjalan," kata dia, Kamis (8/12).

Anggaran tersebut, lanjut Tulak, akan dipergunakan untuk memperbaiki jalan nasional sepanjang 781,99 kilometer (Km).

Jalan tersebut berada di jalan lintas batas Sumatera Barat-Kabupaten Mukomuko Bengkulu sepanjang 132 KM, jalan Mukomuko-Bengkulu Utara sepanjang 141,30 Km, dan Bengkulu Utara-Bengkulu Tengah-Kota Bengkulu sepanjang 40,53 Km. 

Lalu akses jalan di Kota Bengkulu sepanjang 95,65 Km, Kota Bengkulu-Kepahiang-Rejang Lebong-Sumsel sepanjang 134.70 Km, Bengkulu Selatan-batas Sumatera Selatan sepanjang 123,86 Km, dan Bengkulu Selatan-Kaur-batas Lampung sepanjang 113,09 Km. 

Selain itu, anggaran yang ada juga dipergunakan dalam paket pengerjaan selama satu tahun di mana meliputi paket yang tengah berjalan saat ini.

"Target pengerjaan satu tahun. Sebab bisa saja di akhir tahun jalan nasional tersebut mengalami kerusakan," ujarnya.

Tak hanya itu, BPJN juga membangunan jalan Trans Enggano sepanjang 32,82 kilometer menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp163 miliar. Pembangunan tersebut dilakukan sejak November 2022 dan ditargetkan selesai hingga 2024.

 "Pembangunan kami prioritaskan pada titik jalan yang rusaknya berat seperti di Desa Apoho dan di titik kritis lainnya seperti di wilayah Desa Kahyapu," demikian Tulak.(ken)

Sumber: