Peran dan Tuntutan Guru dalam Menghadapi Inovasi Merdeka Belajar (Mengajar, Belajar, dan Berkarya)

Peran dan Tuntutan Guru dalam Menghadapi Inovasi Merdeka Belajar (Mengajar, Belajar, dan Berkarya)

Dr. Aceng Joyo, M.Pd--

Oleh
Dr. ACENG JOYO, M.Pd.
Komite Pembelajar SMK Negeri 1 Seluma Pusat Keunggulan

A, Pendahuluan
	Kebijakan Merdeka Belajar adalah memberikan kemerdekaan kepada setiap satuan pendidikan untuk melakukan inovasi. Pada hakekatnya, Merdeka Belajar hadir untuk menggali potensi yang ada pada guru, sekolah dan peserta didik untuk berinovasi dalam meningkatkan kualitas secara mandiri. Mandiri bukan hanya mengikuti proses birokrasi pendidikan yang sudah ada, tetapi yang sangat diperlukan adalah kegiatan untuk berinovasi. Guru dan peserta didik diberi kebebasan untuk mengakses ilmu pengetahuan, serta metode pembelajaran yang berdiferensiasi.
	Merdeka Belajar memiliki 4 (empat) pokok gagasan sebagai upaya untuk menciptakan sistem & budaya pembelajaran serta pengajaran yang lebih efektif, pro-aktif, kreatif, inovatif, mandiri, konktekstual dan emansipatoris, serta senafas dan sebangun dengan perubahan global di dunia pendidikan saat ini. Sehingga untuk mencapai orientasi tersebut, Kemendikbudristek merasa perlu untuk memangkas hal-hal yang bersifat prosedural dan administratif yang dinilai menghambat efektivitas dan esensi pembelajaran.

B. Pembahasan 
	Merdeka Belajar merupakan filosofi yang menjadi proses, sekaligus tujuan jangka panjang pendidikan di Indonesia. Prinsip Merdeka Belajar sejalan dengan gagasan bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara kemerdekaan adalah tujuan dan sekaligus paradigma pendidikan Indonesia yang perlu dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan. “Peserta didik tumbuh secara kodratnya sendiri “. Sedangkan guru hanya menuntun dan merawat kodrat itu.
	Gagasan ini memang sangat krusial dalam rangka melakukan transformasi pembelajaran menuju output dan outcome pendidikan Indonesia yang lebih baik dan maju. Gagasan serupa pernah masuk pada konsep dan metode pembelajaran seperti Student Centered Learning (SCL), Contextual Teaching and Learning (CTL), Independent Learning, Emancipatory Learning, Innovative Teaching, dan lain-lain. Sementara, gagasan tentang pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) mengikuti prakarsa John Dewey sejak satu abad yang lalu.
	Konsep dan metode turut diadaptasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Kurikulum ini memberikan kemerdekaan kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum sendiri sesuai potensi daerahnya masing-masing. Selain itu, di jenjang pendidikan dasar sejak tahun 2000an kita juga sudah menerapkan gagasan tentang Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Pada Kurikulum 2013, relatif lebih mapan dalam mengadaptasi pendekatan pembelajaran yang “membebaskan” siswa. Hanya saja, memang problem terbesarnya terletak pada proses dan evaluasi dari implementasi kurikulum-kurikulum tersebut (Maftuh, 2019).
	Dalam rangka memperkuat inovasi Merdeka Belajar ini, pada tanggal 11 Februari 2022 Kemendikbudristek meluncurkan inovasi kurikulum yang diberi nama Kurikulum Merdeka. Ada tiga keunggulan yang dijanjikan dalam kurikulum merdeka ini, yaitu;
Fokus pada materi esensial agar ada pendalaman dan pengembangan kompetensi yang lebih bermakna dan menyenangkan,
Kemerdekaan guru mengajar sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik dan,
Pembelajaran melalui kegiatan proyek untuk pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila melalui eksplorasi isu-isu aktual.
Kemerdekaan harus dipahami memiliki makna yang lebih luas dari pada hanya diartikan sebagi kebebasan. Kemerdekaan juga dapat diartikan sebagai adanya kemampuan untuk hidup melalui kekuatan sendiri menuju arah yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan yang ada. Artinya Merdeka Belajar tidaklah semata-mata diartikan sebagai kebebasan, tetapi dapat diartikan juga sebagai kemampuan seseorang, keberdayaannya agar mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik. Berbicara tentang pembelajaran yang “Merdeka”, seyogyanya kita juga tidak boleh melupakan model pembelajaran yang selama ini dijadikan sebagai pedoman para guru. Hanya saja, setiap guru harus mulai berani untuk melakukan inovasi serta perubahan dalam kultur pembelajaran. Dalam hal ini ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan, antara lain:
Pendekatan pembelajaran, yakni titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Secara teori ada dua jenis pendekatan, yaitu student centered approach dan teacher centered approach. Dalam “Merdeka Belajar” ini seharusnya lebih menekankan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered).
Strategi pembelajaran, yakni kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam hal ini ada dua jenis strategi pula, yakni exposition-discovery learning dan group-individual learning.
Metode pembelajaran, yakni cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam “Merdeka Belajar”, mengutamakan metode diskusi, brainstorming, debat, simposium dan sejanisnya dibandingkan metode ceramah.
Teknik dan Taktik Pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Sementara taktik pembelajaran adalah gaya guru dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
	Pemanfaatan teknologi dapat menambah daya tarik penyajian materi, sehingga memacu para siswa dan guru untuk lebih banyak melek media. Menurut (Subramani & Iyappan, 2018) ada beberapa jenis teknologi yang dapat digunakan dalam pembelajaran dan pengajaran inovatif antara lain:
Voice Threads; adalah layanan web yang memungkinkan pengguna mengunggah slide PowerPoint, video, foto dll dan menambahkan narasi suara untuk membuat presentasi multimedia.
Blogging; adalah postingan publik. Disini siswa dapat diminta untuk mengirim catatan di blog kelas.
Social Bookmarking; adalah proses sederhana menyimpan alamat situs web di folder favorit di browser web kita untuk lebih mudah dicari/ditemukan kembali.
Siniar atau Podcast; adalah serial rekaman yang diposting secara reguler secara daring. Siniar adalah berbasis teknologi yang mirip dengan kuliah lisan. Keuntungan menggunakan siniar salah satunya adalah fleksibilitasnya untuk pengajaran.
Screencast; adalah cara yang efektif untuk berbagi ide dan konten untuk memperoleh umpan balik dari siswa. Screencasts dapat digunakan untuk menggambarkan proses, menjelaskan konsep tertentu, atau menyajikan presentasi PowerPoint dengan narasi dan unsur.

C. Simpulan 
	Kehadiran Merdeka Belajar akan menumbuh kembangkan kembali kebebasan guru dan peserta didik yang selama ini terkesan hilang dan terbelenggu oleh kurikulum dan kebijakan yang sentralistik. Merdeka Belajar  juga akan memberikan peluang bagi guru dan peserta didik untuk menggali segala potensi sumber daya manusia (SDM), potensi budaya dan potensi lingkungan yang ada di sekitarnya sehingga menjadi kekuatan pendidikan yang bermuatan lokal kedaerahan.
	Harapannya, Merdeka Belajar akan memberikan ruang kepada peserta didik untuk menentukan sikap terhadap pilihan sendiri sedangkan guru dapat memberikan pembelajaran berdiferensiasi sekaligus memberikan stimulus yang dapat menggerakan siswa untuk mengembangkan sikap yang telah dipilihnya. (djl/Krn)

Sumber: