Harga Sawit Semakin Turun, Toke Pun Buka Tutup

Harga Sawit Semakin Turun, Toke Pun Buka Tutup

--

TAIS – Harga tandan buah segar (TBS) sawit semakin turun. Ini terkait turunya harga di pabrik. Tercatat Rabu 98/6) harga  TBS di BSL Air Teras Seluma tinggal Rp. 1.440. Sementara di PT. AIP Tumbuan tinggal Rp. 1.785 per kilogramnya. Tidak hanya harga turun, tetapi buah juga terancam tidak dibeli. Karena beberapa toke dan RAM (pengumpul TBS) di Seluma buka tutup. Ini  terkait pabrik yang menurunkan kuota pembelian. Biasanya setiap hari pabrik bisa membeli sampai 800 ton sehari, kini di bawah 40 persen. Bahkan seperti PT. AA, hanya membeli di bawah 150 ton. Akibatnya RAM dan tokeh juga membatasi pembelian TBS warga. 

Bahkan saat ini, toke yang menentukan kapan petani bisa panen. Hal ini diutarakan salah satu pengelola RAM di Tais, Herwan Saleh, SIP, M.Ap. ‘’Sekarang ini, toke yang menentukan peani panen. Kalau toke bilang panen, maka panen. Kalau petani panen tanpa memberitahukan toke, maka tidak akan dibeli,’’jelasnya.

Pasalanya, saat ini toke hanya memenuhi kuota angkutan. ‘’Misalnya toke hanya memiliki 3 truk. Maka dia akan memenuhi ketiga truk ini dulu. Kalau sudah penuh 3 truk ini, maka akan ditutup pembelian. Setelah itu, truk diberangkatkan ke pabrik. Dipabrik, mereka antri bisa sampai 2 hari dua malam. Sebelum truk kembali dari pabrik, maka tidak akan dilakukan pembelian TBS. karena takutnya nanti busuk atau restan dan dikembalikan pabrik. Sehingga toke bisa rugi,’’jelas Herwan.

Lalu kenapa harga di pabrik masih ada 1.785, sedangkan harga di petani sudah di bawah 1000?

Dijelaskan Herwan, ada beberapa hal penyebabnya.  Pertama potongan di pabrik. Itu kalau bongkar sehari ppotongan timbangan dipabrik 2,5 persen. Tapi kalau sudah lebih dari 2 hari, bisa sampai 20 persen. ‘’Masih ada lagi, buah restan. Saat masuk ke pabrik akan disortir buahnya. Keadaan saat ini, bisa sampai 2 ton dari 10 ton yang dibawa ke pabrik dikembalikan ke tokeh. Selain itu susut, dari merekla panen sampai masuk ke pabrik itu bisa susut sekitar 200 kg, dari satu truk yang kita bawa,’’jelasnya.

Tidak hanya itu menurut Herwan, ada juga biaya sopir selama menunggu dibongkar. Apakah itu biaya makan dan rokok. ‘’Jadi semua itu harus kami hitung. Tidak mungkin kami menanggung sebegitu banyak. Apa lagi dengan kondisi ketidak pastian saat ini. Sehingga tbs yang dibeli dari warga itu, hanya tinggal 1000 atau 1100. Memang begitu kondisinya saat ini dan bukan permainan toke atau pengelola RAM,’’jelasnya.

Herwan Saleh juga tidak habis mengerti, keadaan saat ini. ‘’Saya tidak mengerti terlalu panjang lebar. Kalau saaya ini sebetas sebagai pengelola RAM, maka saya kelola agar masih bisa berjalan dan tidak merugikan kami,’’bebernya.(***)

 

Permasalahan TBS di Seluma

1. Harga semakin turun

2. Buah terancam tidak dibeli

3. Pabrik menurunkan kuota pembelian

4. Bongkar muat di pabrik paling cepat 2 hari 2 malam

5. Toke dan RAM mengurangi pembelian. Hanya beli sesuai angkutan yang ada

Sumber: