Tiga Warga Bengkulu Diamankan Densus 88

Tiga Warga Bengkulu Diamankan Densus 88

BENGKULU - Densus 88 Antiteror mengamankan tiga orang di lokasi berbeda di Kota Bengkulu Bengkulu. Kedatangan Tim Densus 88 beserta anggota kepolisian tersebut terkait adanya penangkapan sejumlah terduga pelaku yang diduga terlibat jaringan teroris pada Rabu (9/1).

Mereka yang diamankan berprofesi petani hingga dosen di universitas. Dari tiga orang yang diamankan tersebut, diketahui dua orang merupakan warga Kota Bengkulu. Sementara satu orang lain merupakan warga Kabupaten Bengkulu Tengah.

Penangkapan pertama yaitu seorang petani, MT, di Desa Bajak 1, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah. MT kabarnya tinggal di desa Bajak selama 16 tahun.

Selain MT, Densus 88 juga mengamankan RH seorang dosen di salah satu universitas di Bengkulu. Terduga teroris ini ditangkap di Kelurahan Tebeng, Kota Bengkulu dan KH Seorang ketua yayasan serta guru ngaji di Kota Bengkulu Terduga teroris ini di tangkap di daerah Kelurahan Bentiring Kota Bengkulu .

Sementara itu Kabid Humas Polda Bengkulu Sudarno menyebutkan,  memang ada operasi yang dilakukan oleh Tim Densus 88. Dirinya juga membenarkan ada sejumlah terduga pelaku yang berhasil diamankan dalam operasi tersebut.

“Polda itu hanya membantu, membackup Densus 88 dalam melakukan penangkapan terduga teroris,” sampai Sudarno.

Dirinya tidak dapat membeberkan secara detail, siapa saja terduga pelaku yang diamankan oleh Densus 88 tersebut. Namun dirinya menyebutkan ada sebanyak 3 terduga pelaku dari 2 lokasi berbeda yang dilakukan penangkapan oleh Tim Densus 88 dalam operasi tersebut.

WS istri terduga RH mengatakan, tim Densus menangkap suaminya saat sedang bekerja. Selain itu juga sebanyak kurang lebih 25 orang anggota Densus menggeledah rumah dan membawa buku-buku serta dokumen.

\" Kemarin (Red Rabu) ada anggota densus ramai-ramai mendatangi rumah saya, dan alhamdulilah mereka datang baik-baik dan kita sambut baik. Suami saya ini  seorang ustaz yang biasa mengisi dakwah, dan seorang dosen, bukan teroris, bahkan juga seorang ketua RT ditempat tinggal kami,\" kata WS saat diwawancarai Wartawan Radar Seluma Kamis (10/1).

WS menjelaskan, dirinya dan terduga Terorisme sudah mencurigai ada yang mengikuti kemana-mana. Lanjutnya selama ini suaminya tidak pernah melakukan hal-hal yang menjurus pada aksi teroris.

“Kami sadar ada yang mengikuti gerak gerik kami kemana-mana, dan kami tidak menutup diri silahkan saja lihat kami” Ujar WS saat di temui di kediaman nya kemarin.

Sementara itu, WS mengatakan pada tahun 2003 suaminya yakni terduga teroris memang pernah menjadi pengawas di aliran kepercayaan, dan tidak berhubungan dengan aksi teroris.

\"Dulu pada tahun 2003 pernah juga ditangkap dengan tuduhan yang sama, namun akhirnya dibebaskan karena tidak terbukti terlibat,\" jelas WS.

WS berharap, suaminya bisa segera dibebaskan agar bisa berkumpul kembali dengan keluarga, dan bisa berkativitas kembali.

Sumber: