Murid SDN 48 Seluma Belajar di Bawah Pohon Sawit

Murid SDN 48 Seluma Belajar di Bawah Pohon Sawit

NANTI AGUNG - Miris yang dirasakan oleh murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 48 Seluma yang berada di Desa Nanti Agung, Kecamatan Ilir Talo pada saat ini. Pasalnya, harus merasakan proses belajar mengajar di bawah pohon sawit (perkebunan sawit) seperti belajar di alam liar. Hal tersebut harus dirasakan oleh para murid lantaran kondisi gedung sekolah yang saat ini tengah ditehap. Akan tetapi saat pelaksanaan proyek perehapan sekolah, tak disediakan ruang belajar sementara untuk menampung para murid oleh pihak pemborong. Seperti inilah kondisi para murid setelah mengikuti pelaksanaan upacara Bendera pada Senin (15/11) pagi. Terpaksa harus mengikuti proses belajar mengajar di bawah pohon, areal perkebunan kelapa sawit yang ada di belakang lingkungan sekolah. Proses kegiatan belajar mengajar ini sudah dirasakan sejak dimulainya pelaksanaan pembangunan proyek gedung, perpustakaan dan perabotan sekolah pada bulan Agustus yang lalu. \"Tidak ada disediakan ruangan, awalnya kita gunakan ruang seni dan TK. Hanya saja lantaran tidak memungkinkan, kita ambil inisiatif belajar di bawah sawit,\" kata Omri Sukarman saat dikonfirmasi. Diketahui, proyek pengerjaan perehapan sekolah tersebut menggunakan anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021. Dengan nilai kontrak sebesar Rp 199 juta. Dilaksanakan oleh CV Aliansi Bumi Silampari dan Konsultan pengawas dari CV Nugraha Consultant. Bahkan para murid setiap harinya harus membawa alas pengganti meja. Seperti tikar ataupun karung yang harus dibawa dari rumah yang digunakan untuk sebagai alas saat proses belajar mengajar. Mirisnya, saat kondisi cuacah hujan mereka pun harus diungsikan ke teras depan kelas. Sehingga membuat proses kegiatan belajar mengajar kurang maksimal. \"Jika setelah bangunan (PHO) saya akan mengajukan surat pinjam pakai ke Diknas. Supaya anak-anak bisa masuk ke ruangan. Sudah hampir sebulan belajar di bawah sawit di belakang sekolah. Karena tempat lain tidak ada,\" terangnya 108 orang yang terdiri dari58 laki-laki dan 57 perempuan. Terkait dengan kontrak pelaksanan proyek tersebut menurutnya, pada awak bulan November ini seharusnya sudah PHO. Hanya saja sampai saat ini belum dilaksanakannya PHO. \"Ya kita tunggu sehari dua hari ini, bagaimana pelaksanaannya,\" pungkasnya.(ctr)

Sumber: