Asal Usul Azan: Seruan Langit yang Pertama Menggetarkan Hati Umat Islam

Asal Usul Azan: Seruan Langit yang Pertama Menggetarkan Hati Umat Islam

Radarseluma.disway.id -Asal Usul Azan: Seruan Langit yang Pertama Menggetarkan Hati Umat Islam--

Secara spiritual, azan adalah panggilan dari langit untuk kembali kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:

"إذا نودي للصلاة أدبر الشيطان وله ضراط حتى لا يسمع التأذين"

Artinya: (“Apabila azan dikumandangkan, setan lari terbirit-birit sambil mengeluarkan suara kentut agar tidak mendengar azan.”) (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa azan memiliki kekuatan spiritual yang mengusir setan dan menenangkan hati orang beriman.

Azan: Suara yang Tak Pernah Padam di Dunia

Seiring berputarnya bumi, azan tidak pernah berhenti berkumandang. Ketika waktu Subuh tiba di Indonesia, belum lama kemudian tiba waktunya di Malaysia, kemudian menyusul di India, Timur Tengah, Afrika, hingga Eropa dan Amerika. Dengan demikian, di setiap detik selalu ada muadzin yang mengucapkan “Allahu Akbar”. Ini menunjukkan bahwa seruan Allah terus hidup di seluruh penjuru dunia, menandakan kebesaran agama Islam.

Asal usul azan merupakan bagian penting dalam sejarah Islam. Ia bukan hanya hasil dari ide manusia, tetapi datang melalui petunjuk Allah SWT yang disampaikan melalui mimpi sahabat dan disahkan oleh Rasulullah SAW. Azan mengandung makna spiritual yang sangat mendalam seruan menuju tauhid, ibadah, dan kemenangan.

Kalimat-kalimat azan adalah panggilan kasih dari Allah kepada hamba-Nya agar kembali kepada jalan kebenaran. Dalam setiap gema azan, tersimpan pesan bahwa hidup ini hanyalah sementara dan bahwa kemenangan sejati hanya dapat diraih melalui salat, ibadah, dan ketaatan kepada Allah SWT.

Mendengarkan azan seharusnya membangkitkan getaran iman dalam diri setiap Muslim. Panggilan suci itu bukan hanya sekadar pengingat waktu salat, tetapi juga ajakan untuk mengingat kembali tujuan hidup: menyembah Allah dan mencari ridha-Nya.

Maka, ketika suara muadzin menyeru “Hayya ‘alash-shalah, hayya ‘alal-falah”, hendaklah kita menjawab panggilan itu dengan hati yang tunduk dan langkah yang ringan menuju masjid. Sebab, di sanalah letak kebahagiaan sejati bersujud di hadapan Allah SWT. (djl)

Sumber:

Berita Terkait