Ulama dan Warisan Ilmu: Lentera Hidayah di Bulan Safar
Radarseluma.disway.id - Ulama dan Warisan Ilmu: Lentera Hidayah di Bulan Safar--
Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Bulan Safar sering kali disalahpahami sebagai bulan sial, padahal sejatinya ia adalah bagian dari bulan-bulan Allah yang penuh hikmah. Rasulullah SAW sendiri telah meluruskan keyakinan jahiliah tentang kesialan bulan Safar. Justru, di bulan ini kita diajak untuk memperkuat ilmu, iman, dan amal. Di tengah kegelapan zaman dan krisis keteladanan, ulama hadir laksana pelita yang menuntun umat dengan cahaya ilmu yang diwariskan dari generasi ke generasi. Merekalah pewaris para nabi, penjaga kemurnian Islam, dan pengarah umat menuju keselamatan dunia dan akhirat.
Peran Agung Ulama dalam Mewariskan Ilmu
Dalam Islam, ilmu adalah warisan paling mulia. Bukan harta, jabatan, atau kekuasaan yang diwariskan oleh para nabi, melainkan ilmu yang menyinari hati dan membimbing langkah manusia menuju ridha Allah. Ulama sebagai pewaris nabi memiliki kedudukan tinggi dan peran vital dalam menjaga dan menyebarluaskan ilmu tersebut.
Rasulullah SAW bersabda:
"إن العلماء ورثة الأنبياء، إن الأنبياء لم يورثوا دينارًا ولا درهمًا، إنما ورثوا العلم، فمن أخذه أخذ بحظ وافر"
Artinya: "Sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, namun mereka mewariskan ilmu. Maka barangsiapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang banyak." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Hadis ini menegaskan bahwa ilmu adalah warisan terbesar yang diberikan para nabi kepada umatnya, dan ulama lah yang mengemban amanah tersebut. Melalui majelis ilmu, kitab-kitab, dan keteladanan mereka, ilmu syar’i tetap hidup di tengah umat, bahkan di era disrupsi sekalipun.
BACA JUGA:Safar: Momentum Menyucikan Niat dan Menata Arah Hidup
Ilmu: Sumber Cahaya yang Menyingkap Kegelapan
Dalam Al-Qur’an, ilmu digambarkan sebagai cahaya yang membedakan antara yang haq dan batil, antara jalan lurus dan jalan yang menyimpang. Allah Ta’ala berfirman:
"قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ"
Artinya: "Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakal lah yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az-Zumar: 9)
Ayat ini menunjukkan keutamaan orang yang berilmu dan menuntut ilmu. Dalam konteks zaman sekarang, di mana informasi bercampur antara yang benar dan palsu, ilmu agama yang benar adalah cahaya yang menyinari hati dan membimbing langkah umat. Dan ulama, sebagai penjaga ilmu ini, menjadi mercusuar di tengah badai zaman.
Bulan Safar: Momen Meningkatkan Ghirah Menuntut Ilmu
Sumber: