Meneladani Semangat Mush’ab bin Umair: Menjadi Pemuda Penggerak Dakwah dan Perubahan
Radarseluma.disway.id - Meneladani Semangat Mush’ab bin Umair: Menjadi Pemuda Penggerak Dakwah dan Perubahan--
Perjuangan dan Keteladanan Mush’ab
Ketika Rasulullah SAW membutuhkan seseorang untuk menjadi pengajar dan penyebar Islam di Yatsrib, beliau memilih Mush’ab bin Umair meskipun masih sangat muda. Ini menunjukkan kualitas intelektual, spiritual, dan sosial Mush’ab yang luar biasa. Di tangan Mush’ab, dakwah Islam di Madinah berkembang pesat tanpa paksaan, namun dengan pendekatan lembut, bijak, dan penuh hikmah.
Mush’ab dikenal sebagai “al-Muqri”, karena selalu membacakan ayat-ayat Al-Qur’an kepada masyarakat Madinah. Ia mampu menyentuh hati orang-orang dengan dakwahnya yang penuh kelembutan. Sosok seperti Sa’ad bin Mu’adz pun masuk Islam melalui perantara Mush’ab.
BACA JUGA:Menelusuri Rangkaian Ritual Tabot Bengkulu: Warisan Budaya, Spiritualitas, dan Cinta Ahlul Bait
Relevansi Mush’ab bin Umair dengan Pemuda Masa Kini
Di era modern ini, tantangan pemuda tidak kalah berat. Gaya hidup hedonis, godaan media sosial, krisis identitas, dan degradasi moral mengintai generasi muda. Namun, seperti Mush’ab, pemuda muslim hari ini harus berani menjadi agen perubahan—menghidupkan nilai-nilai Islam, menjadi panutan dalam akhlak, dan aktif dalam kegiatan sosial keumatan.
Pemuda penggerak bukan hanya yang turun ke jalan dengan orasi, tetapi mereka yang memperbaiki diri, membangun komunitas positif, menghidupkan masjid dan majelis ilmu, serta menggunakan media digital sebagai sarana dakwah yang kreatif dan menyentuh hati.
Menjadi Mush’ab Masa Kini
Untuk menjadi seperti Mush’ab bin Umair, pemuda harus meneladani beberapa sikap berikut:
1. Keberanian dalam Kebenaran
Jangan takut berbeda dalam hal kebaikan. Mush’ab rela ditolak keluarganya demi Islam.
2.Kesederhanaan dan Keteguhan Hati
Dari seorang pemuda kaya menjadi orang yang wafat dalam keadaan tidak cukup kain kafan—itulah Mush’ab. Keteguhan dan keikhlasan yang luar biasa.
3. Aktif Berdakwah dan Menyebar Kebaikan
Jadikan media sosial sebagai ladang amal. Tulis, bagikan, dan ajak kepada kebaikan.
Sumber: