Menyikapi Ujian dengan Tawakal dan Bersabar di Dzulqa’dah

Keteladanan Nabi dalam Menghadapi Ujian

Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam bersabar dan bertawakal. Beliau menghadapi berbagai ujian berat: dicaci, difitnah, diboikot, bahkan dilempari batu. Namun, tidak pernah sedikit pun beliau membalas dengan kebencian, justru mendoakan kebaikan bagi mereka yang menyakitinya.

Dalam Perang Hudaibiyah yang terjadi di bulan Dzulqa’dah, Rasulullah menunjukkan sikap tawakal dan sabar yang luar biasa. Meskipun sahabat-sahabatnya siap berperang, Rasulullah memilih perundingan damai yang penuh hikmah. Hal ini menunjukkan bahwa sabar dan tawakal tidak identik dengan kelemahan, tetapi justru tanda kekuatan dan kebijaksanaan.

BACA JUGA:Menjaga Akhlak dan Berbuat Baik di Bulan Dzulqa’dah

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Ujian hidup adalah keniscayaan. Namun, cara kita menyikapinya menentukan nilai kita di sisi Allah SWT. Dengan sabar dan tawakal, ujian menjadi ladang pahala dan jalan menuju kemuliaan. Bulan Dzulqa’dah adalah momentum yang tepat untuk menguatkan kedua sikap ini.

Sabar mengajarkan kita untuk tetap teguh dalam iman, sedangkan tawakal mengajarkan kita untuk bergantung kepada Allah dalam setiap usaha. Keduanya harus berjalan seiring, karena ikhtiar tanpa tawakal adalah sombong, dan tawakal tanpa ikhtiar adalah keliru.

Mari kita jadikan bulan Dzulqa’dah sebagai kesempatan emas untuk memperkuat keimanan, memperbaiki diri, serta memohon kepada Allah agar diberi kekuatan dalam menghadapi segala ujian kehidupan. Perbanyaklah doa, dzikir, dan amal shalih. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang sabar dan bertawakal, yang dijanjikan Allah ganjaran pahala tanpa batas.

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Artinya:;"Barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya)." (QS. At-Talaq: 3) (djl)

 

Sumber: