Keutamaan Tawakal kepada Allah dalam Setiap Urusan
Radarseluma.disway.id: Keutamaan Tawakal kepada Allah dalam Setiap Urusan--
Firman Allah dalam Al-Qur'an Surat At-Talaq ayat 3 yang mana berbunyi:
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Artinya: "Barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. At-Talaq: 3)
Ayat ini menunjukkan janji Allah bagi hamba-hamba-Nya yang bertawakal: kecukupan. Allah akan mencukupkan segala urusan, kebutuhan, dan perlindungan dari segala bahaya.
Hadits Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi yang mana berbunyi:
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا"
Artinya:;"Dari Umar bin Khattab RA, Rasulullah SAW bersabda: “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung yang pergi pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. At-Tirmidzi no. 2344, hasan sahih)
Hadits ini menunjukkan bahwa tawakal yang benar akan membawa keberkahan dan kecukupan, sebagaimana Allah mencukupi kebutuhan burung yang tidak memiliki tempat penyimpanan rezeki namun tetap diberi kecukupan setiap hari.
BACA JUGA:Menjaga Keikhlasan dalam Setiap Amal
Penjelasan dan Implementasi dalam Kehidupan
Tawakal bukan berarti berpangku tangan. Tawakal adalah sikap hati, sedangkan ikhtiar adalah gerak jasmani. Keduanya berjalan seiring. Seorang petani, misalnya, harus menanam dan menyiram tanaman, namun ia berserah kepada Allah atas hasil panennya. Seorang pedagang harus menjual barang dengan jujur, namun ia bertawakal kepada Allah atas keuntungan yang ia dapatkan.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan:
"Tawakal tidak akan sah kecuali setelah adanya sebab. Seseorang tidak akan dianggap bertawakal kepada Allah jika ia tidak menempuh sebab yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya."
Tawakal juga merupakan bukti keimanan seseorang kepada Allah. Semakin tinggi iman, semakin kuat tawakalnya. Ia menjadi sandaran di saat kesulitan dan penguat dalam menghadapi tantangan. Seorang mukmin sejati tidak akan mudah panik atau putus asa karena ia percaya Allah Maha Mengetahui dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Kisah Nyata dari Para Nabi dan Salaf
Sumber: