Memanfaatkan Waktu dengan Hal yang Bermanfaat

Memanfaatkan Waktu dengan Hal yang Bermanfaat

Radarseluma.disway.id - Memanfaatkan Waktu dengan Hal yang Bermanfaat--

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Waktu adalah nikmat besar yang seringkali dilalaikan oleh manusia. Padahal, ia adalah modal utama dalam kehidupan. Waktu terus berjalan tanpa bisa dihentikan atau diulang kembali. Setiap detik yang berlalu adalah bagian dari umur yang tak akan kembali. Karenanya, Islam sebagai agama yang sempurna menekankan pentingnya memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat, baik untuk dunia maupun akhirat.

Dalam dunia modern yang penuh distraksi ini, kita dituntut untuk lebih bijak dalam mengelola waktu. Jika tidak, kita akan tergelincir pada aktivitas sia-sia atau bahkan kemaksiatan. Artikel ini akan mengupas pentingnya memanfaatkan waktu menurut pandangan Islam, dalil-dalilnya, serta langkah-langkah praktis agar waktu kita menjadi berkah.

BACA JUGA:Keutamaan Beristighfar dalam Kehidupan

Keutamaan Waktu dalam Pandangan Islam

Allah SWT telah bersumpah atas nama waktu dalam beberapa ayat Al-Qur’an sebagai isyarat betapa pentingnya waktu bagi Manusia.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-‘Ashr ayat 1 - 3 yang mana berbunyi: 

وَٱلْعَصْرِ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ  إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ

Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1–3)

Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata, “Seandainya Allah tidak menurunkan hujjah (argumen) kepada makhluk-Nya kecuali surat ini, maka itu sudah cukup bagi mereka.” Artinya, kandungan surat Al-‘Ashr ini telah mencakup keseluruhan prinsip hidup manusia agar selamat dari kerugian, yaitu iman, amal shalih, dakwah, dan sabar.

Nabi Muhammad SAW juga menegaskan bahwa waktu adalah salah satu nikmat besar yang sering tidak disadari Manusia sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari yang berbunyi: 

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Artinya: “Dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu padanya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari no. 6412)

Hadits ini memperingatkan kita bahwa waktu luang adalah amanah besar. Banyak orang memiliki waktu luang, namun mereka menggunakannya untuk hal yang sia-sia, bahkan berdosa. Hanya sedikit orang yang mampu memanfaatkan waktu luang untuk amal shalih.

BACA JUGA:Meningkatkan Kesabaran Dalam Menghadapi Ujian

Urgensi Mengisi Waktu dengan Hal Bermanfaat

Islam mengajarkan bahwa setiap detik kehidupan harus diarahkan untuk tujuan mulia, baik dalam bentuk ibadah mahdhah (murni) seperti shalat dan puasa, maupun ibadah ghairu mahdhah seperti bekerja, belajar, membantu orang lain, selama diniatkan karena Allah SWT dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Insyirah ayat 7 - 8 Allah SWT berfirman yang berbunyi: 

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ ۝ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ

Artinya: “Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmu-lah hendaknya kamu berharap.” (QS. Al-Insyirah: 7–8)

Ayat ini memberi isyarat bahwa waktu seorang Muslim tidak boleh kosong tanpa amal. Jika selesai dari satu urusan, segera manfaatkan waktu untuk urusan lainnya yang berguna. Inilah ciri seorang mukmin produktif.

Akibat Menyia-nyiakan Waktu

Menyia-nyiakan waktu termasuk sikap yang merugikan, bahkan bisa menjadi dosa jika digunakan untuk kemaksiatan. Allah memperingatkan manusia yang lalai dalam kehidupan dunianya Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Hajr ayat 3 yang mana berbunyi: 

ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ

Artinya: “Biarkanlah mereka makan dan bersenang-senang, dan dilalaikan oleh angan-angan kosong, maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya).” (QS. Al-Hijr: 3)

Bersantai tanpa tujuan dan menuruti hawa nafsu adalah ciri orang-orang yang tidak menjadikan akhirat sebagai fokus utama. Mereka akan menyesal saat ajal menjemput.

BACA JUGA:Menjaga Kesucian Niat dalam Beribadah

Langkah-Langkah Memanfaatkan Waktu Secara Islami

Berikut beberapa langkah praktis agar waktu kita digunakan secara bermanfaat:

1. Niatkan segala aktivitas karena Allah

Bahkan pekerjaan sehari-hari seperti bekerja atau belajar bisa bernilai ibadah jika diniatkan untuk mencari ridha Allah.

2. Buat perencanaan harian

Rasulullah SAW sangat teratur dalam mengisi hari-harinya. Umat Islam disarankan memiliki jadwal yang jelas agar tidak terjebak dalam aktivitas sia-sia.

3. Perbanyak amal shalih di waktu luang

Seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, menuntut ilmu, membantu orang lain, atau menulis hal-hal bermanfaat.

4. Jauhi aktivitas yang melalaikan

Seperti menonton hal yang tidak mendidik, bermain game berlebihan, atau membicarakan keburukan orang lain.

5. Bersahabat dengan orang yang menghargai waktu

Teman yang baik akan mengajak kita pada kebaikan, bukan membuang waktu untuk hal yang sia-sia.

Waktu adalah anugerah besar yang harus dijaga dan dimanfaatkan. Islam menempatkan waktu sebagai sesuatu yang sakral. Orang yang bijak adalah yang mampu menghitung detik demi detik hidupnya untuk sesuatu yang memberi manfaat, bukan hanya bagi dirinya, tapi juga bagi masyarakat dan agama. Setiap amal yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah, dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi yang mana berbunyi: 

لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ...

Artinya: “Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ditanya tentang: umurnya untuk apa dihabiskan...” (HR. Tirmidzi no. 2417, hasan sahih)

Mari jadikan setiap detik dalam hidup ini sebagai kesempatan untuk mendekat kepada Allah. Jangan menunggu esok untuk berbuat baik, karena belum tentu kita masih hidup. Jadilah pribadi yang memanfaatkan waktu dengan bijak, karena waktu adalah kehidupan itu sendiri.

“Manusia adalah makhluk waktu. Barang siapa menguasai waktunya, maka ia menguasai hidupnya.” (djl)

Sumber:

Berita Terkait