Ekspansi Fiskal yang Terukur, Akan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Ekspansi Fiskal yang Terukur, Akan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Ekonom Bank Mandiri--

 

JAKARTA, Radarseluma.Disway.id - Pemerintah menargetkan perekonomian Indonesia tumbuh 5,4% yoy pada 2026, lebih tinggi dari 5,2% yoy pada 2025.

Sedangkan asumsi inflasi ditetapkan stabil di level 2,5% yoy. Di sisi kurs, pemerintah memperkirakan Rupiah melemah ke 16.500 per USD, dari target tahun 2025 sebesar 16.000, yang menandakan masih tingginya tekanan eksternal yang berpotensi menahan stabilitas nilai tukar.

BACA JUGA:Jumlah User Tumbuh 41%, QLola by BRI Catat Volume Transaksi Rp5.970 Triliun

BACA JUGA:Layanan Digital BRI Mudahkan Transaksi Pelanggan dan Pemilik Usaha

Sementara itu, sektor energi ditargetkan lebih konservatif, dengan lifting minyak dan gas diperkirakan turun tipis menjadi 1,59 juta boepd dari target 2025 sebesar 1,61 juta boepd. Perkiraan harga minyak juga diturunkan menjadi 70 USD/barel dari 82 USD/barel, mencerminkan outlook permintaan global yang melambat di tengah pasokan yang relatif terjaga.

 

Pemerintah menargetkan defisit anggaran sebesar 2,48% terhadap PDB pada RAPBN 2026.

Target tersebut lebih rendah dari target dan outlook APBN 2025 yang masing-masing sebesar 2,53% dan 2,78%. Meski demikian, jika dibandingkan dengan rata-rata realisasi defisit dalam lima tahun terakhir (di luar periode Covid-19), asumsi defisit 2026 masih relatif lebih tinggi. Penerimaan negara ditargetkan tumbuh 4,7% yoy menjadi Rp3.147,7 triliun, tetapi kenaikan ini menjadi yang terendah dalam empat tahun terakhir.

 

Belanja pemerintah pada 2026 ditetapkan sebesar Rp3.786,5 triliun atau naik 4,6% yoy.

Anggaran difokuskan pada percepatan program strategis, terutama Makan Bergizi Gratis yang meningkat 187% yoy menjadi Rp335 triliun, serta anggaran ketahanan pangan yang naik 13,7% yoy menjadi Rp164,4 triliun. Belanja pemerintah pusat tumbuh 16,1% yoy dari APBN 2025, sementara transfer ke daerah justru turun tajam 29,3% yoy. Pemangkasan anggaran juga dilakukan pada 15 pos belanja, termasuk rapat, kegiatan seremonial, hingga anggaran infrastruktur.

 

Secara keseluruhan, Tim Riset Bank Mandiri menilai prospek fiskal 2026 tetap prudent dengan defisit yang terjaga di bawah 3% dari PDB.

Sumber: