"Jam 00.00 WIB malam itu menurut pengakuannya sudah melihat Levi 'cengep-cengep', tersengal-sengal napasnya. Tapi dia mengaku karena kelelahan, terus tertidur, bangun jam 04.00 WIB sudah meninggal," ungkapnya.
Zainal pun menilai ada unsur pembiaran, karena sebagai perwira menengah, Basuki disebut seharusnya memiliki refleks segera meminta bantuan medis.
"Majelis menanyakan kenapa tidak panggil dokter atau ambulans. Jawabnya karena dia 'nggak connect', kalut, sudah dua hari kurang tidur," jelasnya.
Zainal juga menyoroti alasan keterlambatan laporan. Basuki, katanya, justru sempat meminta temannya mengantarkan ke Polrestabes Semarang, bukannya langsung melapor lewat aplikasi maupun memanggil pertolongan.
BACA JUGA: Komite independen Hongkong Lakukan Peninjauan Komprehensif dan Mendalam, Kebakaran Besar Apartemen
BACA JUGA: 3 Penghargaan Diborong FIFGROUP dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI)
"Bukan nganter (Levi) segera, bukan mikirkan mayat segera, tapi malah bagaimana dia harus laporan. Ditanya kenapa kok tidak memikirkan korban, jawabannya kelelahan karena dua hari tidak tidur," tuturnya.
Sementara soal kondisi korban yang tidak berbusana saat ditemukan meninggal. Zainal menyebut jawaban Basuki dalam persidangan berubah-ubah.
Baca juga:
Fakta-fakta CCTV Rekam AKBP Basuki Keluar Masuk Kamar Bu Dosen Untag