Seluma, Radarseluma.Disway.id - Kenaikan harga cabai di penghujung tahun 2025 mulai dirasakan para petani di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Meski menjadi beban bagi konsumen, kondisi ini justru membawa berkah tersendiri bagi petani lokal setelah pasokan dari luar daerah, terutama Sumatera Barat. Terhambat akibat bencana banjir bandang yang melanda wilayah tersebut.
BACA JUGA:Penjaga Kolam Ditangkap, Usai Lakukan Curas di Kosan ASN Perkimhub Seluma, Korban Alami Luka Jahit
Sumatera Barat selama ini menjadi salah satu pemasok utama cabai ke Provinsi Bengkulu. Namun, banjir besar yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan kerusakan lahan pertanian dan terganggunya jalur distribusi. Akibatnya, stok cabai di pasar turun, sementara permintaan tetap tinggi.
Situasi ini turut dirasakan oleh Maryono (41) salah seorang petani cabai asal Kelurahan Sembayat, Kecamatan Seluma Timur. Saat ditemui pada Jumat, 28 November 2025 pagi. Saat dirinya sedang mengawasi proses panen kedelapan sejak masa tanam. Mantan komisioner KPU Kabupaten Seluma itu kini serius menekuni profesi sebagai petani, sesuai dengan ilmu yang diperolehnya semasa kuliah.
Menurut Maryono, harga cabai keriting saat ini telah mencapai Rp 75 ribu per kilogram di tingkat pengepul. Jika kondisi pasokan dari luar daerah tidak segera pulih, harga diprediksi berpotensi menyentuh Rp 100 ribu per kilogram menjelang akhir tahun.
BACA JUGA:Aspirasi Lubuk Sandi Hilang di APBD 2026, Politisi dari Fraksi PPP Geram!!!!
"Sekarang harga cabai sudah tembus Rp 75 ribu per kilogram di pengepul. Bisa saja mendekati akhir tahun ini harganya menyentuh Rp 100 ribu per kilogram. Alhamdulillah, sekali panen hasilnya bisa mencapai 1,5 ton, apalagi kalau panen dua kali seminggu," sampainya.
Kenaikan harga ini memberi dampak positif tidak hanya bagi petani. Akan tetapi juga bagi ibu-ibu rumah tangga yang selama ini diberdayakan Maryono untuk membantu proses pemetikan. Dengan lahan seluas 1 hektare yang dikelolanya, sejumlah warga sekitar ikut merasakan manfaat dari meningkatnya aktivitas panen dan nilai jual hasil produksi.