JAKARTA, Radarseluma.Disway.id - Cadangan devisa Indonesia kembali menurun pada September 2025.
Cadangan devisa tercatat sebesar USD 148,7 miliar, turun USD 2,0 miliar atau 1,3% (mom) dari USD 150,7 miliar pada Agustus 2025, sekaligus lebih rendah USD 1,2 miliar atau 0,8% (yoy).
BACA JUGA:Bus Listrik BYD Ini, Masih Bisa Jalan 100Km/jam Walau Ban Bocor
BACA JUGA:Penjualan Ban Naik, Walau Penjualan Mobil Lesu
Ini menjadi penurunan tiga bulan berturut-turut, terutama akibat pembayaran utang luar negeri pemerintah dan intervensi stabilisasi Rupiah di tengah ketidakpastian pasar global.
Posisi cadangan devisa tetap kuat.
Cadangan devisa setara dengan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas standar internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai posisi ini masih kuat dan memadai untuk menjaga stabilitas eksternal dan sistem keuangan.
Pada September 2025, investor mencermati langkah pemangkasan suku bunga.
The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,25% pada rapat FOMC September 2025 di tengah tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja. Namun, Ketua The Fed Jeromeoke, Powell menegaskan bahwa risiko inflasi jangka pendek masih ada, sehingga pasar menurunkan ekspektasi terhadap pemotongan suku bunga lanjutan.
Dari dalam negeri, BI melanjutkan pelonggaran kebijakan.
Bank Indonesia (BI) menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 4,75% untuk memperkuat transmisi kebijakan moneter, menjaga likuiditas perbankan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.