JAKARTA, INDONESIA, Radarseluma.Disway.id - PT BUMA Internasional Grup Tbk (BUMA International Group, IDX: DOID, "Grup" ) hari ini mengumumkan hasil konsolidasi yang telah diaudit untuk paruh pertama tahun 2025 ("1H25").
Meskipun gangguan operasional dan cuaca yang signifikan berdampak pada kuartal pertama, Grup mencatat pemulihan yang kuat pada kuartal kedua, ditandai dengan peningkatan produksi, peningkatan efisiensi, dan arus kas bebas yang positif, meskipun hujan terus berlanjut.
BACA JUGA:SMA N 1 Kota Bengkulu Terancam Tenggelam, Pelajar Desak Transisi Energi Sekarang Juga
BACA JUGA:ASBS Laporkan Eks Walikota Bengkulu ke Kejagung, Terkait Permasalahan Ini
Hasil Kuartal 2 2025: Pemulihan Kuat Didukung oleh Perbaikan Fundamental
Grup mencatat EBITDA sebesar US$50 juta pada kuartal kedua 2025, lebih dari tiga kali lipat EBITDA yang dihasilkan pada kuartal pertama 2025. Pengupasan lapisan penutup meningkat menjadi 108 juta bcm (mbcm) dan produksi batu bara mencapai 20 juta ton (mt), keduanya naik 8% secara kuartalan (QoQ) seiring dengan meredanya kondisi cuaca dan stabilnya operasi. Pendapatan naik menjadi US$378 juta, naik 8% secara kuartalan sejalan dengan volume yang lebih tinggi, sementara rugi bersih menyempit menjadi US$10 juta, dengan Grup mencapai profitabilitas bulanan pada bulan Mei dan Juni. Arus kas bebas berbalik positif menjadi US$24 juta, dibandingkan dengan negatif US$19 juta pada kuartal pertama 2025, sementara saldo kas tetap solid di US$221 juta. Pemulihan ini didukung oleh disiplin operasional dan efisiensi biaya yang lebih kuat.
Gangguan parah pada 1Q25 memperkuat fokus Grup untuk memperkuat fundamental, yang mengarah pada tindakan tegas pada 2Q25 yang memberikan keuntungan terukur dalam kinerja dan meningkatkan arus kas di seluruh operasi Indonesia, bahkan ketika tantangan hujan terus berlanjut. Jam kerja efektif meningkat sebesar 31% antara Januari dan Juli, didorong oleh ketersediaan dan pemanfaatan peralatan yang lebih tinggi. Total jam siaga[1] berkurang 43% pada bulan Juli karena kemacetan dalam pembuangan, jalan, dan geologi ditangani, sementara waktu siklus dipersingkat 12% selama periode yang sama, mencerminkan jalan pengangkutan yang lebih mulus dan disiplin mengemudi yang lebih baik. Perbaikan ini menghasilkan volume yang lebih tinggi: pemindahan lapisan penutup meningkat dari 33 mbcm pada bulan April menjadi 38 mbcm pada bulan Juni, dan selanjutnya menjadi 44 mbcm pada bulan Juli dan 43 mbcm pada bulan Agustus, lebih dari 25% di atas rata-rata 1Q25. Produksi batubara rata-rata 6,4–7,5 mt per bulan sejak Mei, sebagian besar didukung oleh kinerja pemulihan yang lebih kuat di Indonesia.
Efisiensi biaya juga diperkuat. Biaya tunai per unit turun pada kuartal kedua 2025, dengan perbaikan lebih lanjut pada bulan Agustus menghasilkan penurunan sebesar 28% sejak Januari, yang secara langsung mendukung pemulihan margin. Biaya tenaga kerja per bcm turun 42% pada bulan Agustus, didorong oleh manajemen shift yang disiplin dan alokasi operator yang lebih efisien[2]. Biaya bahan bakar per bcm berkurang 17% pada bulan Agustus, mencerminkan penurunan konsumsi bahan bakar sebesar 9% dan penurunan harga bahan bakar sebesar 8%. Biaya perbaikan dan pemeliharaan per bcm juga turun 13%, didukung oleh peralatan pemantauan kesehatan dan perpanjangan masa pakai komponen utama sebesar 17%.
BACA JUGA: Akhirnya Siswa di Tais Dapat MBG, Asisten III Luncurkan Program MBG di di SMA Negeri 1 Seluma