SDN 161 Seluma Blank Spot, Siswa Menumpang Internet di Rumah Guru untuk Ikuti ANBK

Rabu 24-09-2025,17:38 WIB
Reporter : Tri Suparman
Editor : Jeffri Ginting

 

SELUMA, Radarseluma.Disway.id - Pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tahap II bagi siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu resmi dimulai sejak Senin, 22 September 2025. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung hingga Kamis, 26 September 2025 dan melibatkan 157 sekolah dasar sederajat di seluruh wilayah kabupaten.

 

BACA JUGA: Akhirnya SK 573 PPPK Tahap I Seluma Diserahkan, Bupati Tekankan Disiplin dan Profesionalisme

BACA JUGA:Pesan Tasawuf Abadi Syaikh Abdul Qadir al-Jailani: Jalan Hati Menuju Allah SWT

Namun, di balik pelaksanaan asesmen yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional ini. Masih ditemukan berbagai kendala di lapangan, terutama di daerah terpencil. Salah satu kasus yang menyita perhatian publik terjadi di SDN 161 Seluma yang berada di Desa Lubuk Resam, Kecamatan Seluma Utara.

Empat siswa dari sekolah tersebut terpaksa menempuh perjalanan sejauh 10 kilometer ke Kelurahan Puguk hanya untuk mendapatkan akses internet. Mereka mengikuti ANBK dengan menumpang di rumah guru mereka, karena sekolah dan desa tempat tinggal mereka berada di wilayah blank spot atau tidak terjangkau jaringan internet.

"Iya, memang ada murid SDN 161 Seluma yang harus menumpang di rumah gurunya di Kelurahan Puguk karena terkendala sinyal internet yang tidak tersedia di sekolah maupun desa tempat tinggal mereka," kata Sigit Budiyanto selaku Kasi Kurikulum SD pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Seluma saat dikonfirmasi Radar Seluma.

Selain kendala jaringan internet, keterbatasan perangkat teknologi seperti laptop atau Chromebook juga menjadi hambatan utama dalam pelaksanaan ANBK. Berdasarkan data dari Disdikbud Seluma, sebanyak 29 SD di wilayah tersebut terpaksa menumpang pelaksanaan ANBK di sekolah lain karena tidak memiliki fasilitas perangkat komputer yang memadai.

 

BACA JUGA:Reforma Agraria Hidupkan Potensi Desa Bandung, dari Semak Belukar Jadi Sumber Ekonomi Masyarakat

"Faktor keterbatasan sarana masih menjadi persoalan klasik, terutama di daerah yang jauh dari pusat kota. Tapi kami tetap berupaya agar semua siswa tetap bisa mengikuti asesmen dengan berbagai solusi, salah satunya dengan sistem menumpang di sekolah atau tempat lain yang memungkinkan," ujar Sigit.

Pada ANBK tahap II ini, siswa kelas V mengikuti tiga komponen asesmen, yaitu Literasi, Numerasi dan Survei Karakter. ANBK sendiri bukan sekadar ujian biasa, melainkan instrumen evaluasi untuk memetakan mutu pendidikan dan kondisi lingkungan belajar secara nasional.

Sigit juga menjelaskan, setelah siswa memasuki kelas VI, mereka akan kembali mengikuti asesmen melalui Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang mencakup dua mata pelajaran utama. Yaitu Matematika dan Bahasa Indonesia.

Kasus yang menimpa siswa SDN 161 Seluma menjadi cermin nyata masih adanya kesenjangan akses pendidikan di wilayah pedesaan. Di saat digitalisasi pendidikan terus didorong oleh pemerintah pusat, sejumlah daerah masih berjuang dengan minimnya infrastruktur dasar, terutama akses internet dan perangkat pembelajaran.

Kategori :