“Pembangunan TPS3R ini merupakan bentuk komitmen kami bersama untuk menjaga Pulau Derawan tetap bersih, indah, dan lestari. Kami ingin menunjukkan bahwa pariwisata dan kelestarian lingkungan bisa berjalan beriringan,” ujar Indra Mahardika, Kepala Kampung Pulau Derawan.
Inisiasi ini merupakan hasil analisa yang tertuang pada rencana induk yang disusun oleh WWF-Indonesia bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Berau, dimana tercatat 80 bangunan non-rumah tangga—termasuk hotel dan rumah makan—beroperasi melayani wisatawan dan warga di tahun 2023. Namun, keberadaannya tidak luput dari timbulan sampah yang rata-rata mencapai 11,16 ton per tahun, dan semuanya diangkut ke tempat pembuangan sampah sementara di Kecamatan Tanjung Batu.
Pembangunan TPS3R ini ditandai dengan acara adat suku Bajau dan peletakan batu pertama oleh Pemerintah Kabupaten Berau, masyarakat Kampung Pulau Derawan, dan WWF-Indonesia. Dengan adanya fasilitas ini diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan, serta mendukung pariwisata berkelanjutan. Inisiatif ini pun diharapkan dapat menjadi contoh dan pusat edukasi bagi pengelolaan sampah di pulau-pulau kecil lainnya di Indonesia sebagai destinasi wisata yang bertanggung jawab.
BACA JUGA:Upaya Pemda Seluma Pertahankan Wilayah Tak Masuk BS Belum Jelas, Pemda BS Siap Ganti KTP Warga
Selain infrastruktur, keberadaan TPS3R akan mendorong dan mempermudah partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaansecara bertanggung jawab melalui pelatihan dan pengelolaan komunal, salah satunya dengan keterlibatan operator kebersihan dan para pemimpin lokal (local champion). WWF-Indonesia turut mendukung operasional TPS3R dengan menyerahkan alat penunjang operasional seperti triseda, alat pelindung diri, mesin press sampah, kotak sampah daur ulang kantong khusus untuk pemilahan sampah. Papan informasi tentang jenis sampah plastik, bahaya sampah plastik, dan alur pemilahan di TPS3R juga telah ditempatkan di lima lokasi strategis, yaitu di Pantai Kiani, dermaga, tempat wisata Kuburan Kuda, kantor kepala kampung, dan termasuk di lokasi TPS3R nantinya. Dengan adanya papan informasi ini bertujuan agar masyarakat dan wisatawan lebih mudah berkontribusi dalam pemilahan sampah di Pulau Derawan.
Candhika Yusuf, selaku Marine Biodiversity Conservation Lead, WWF-Indonesia mengatakan, “Sudah ada penelitian yang menemukan seluruh penyu hijau dan sisik di Pulau Enggano, Bengkulu mengandung plastik (Purnama dkk., 2025), dan studi global menunjukkan mikroplastik terdeteksi pada semua spesies penyu yang diteliti (Duncan dkk., 2018). Temuan ini menegaskan perlunya upaya serius mengurangi sampah laut demi melindungi spesies kunci dan sumber penghidupan masyarakat.”
BACA JUGA:Wabup BS Ingatkan OPD Meningkatkan Pelayanan Maksimal Bagi Masyarakat
Melalui inisiatif ini, diharapkan mampu meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sesuai dengan amanat UU No 18/2008 dan PP No 81/2012. Sehingga kedepannya, RUPIAH diharapkan menjadi contoh model pengelolaan sampah di pulau-pulau kecil Indonesia sebagai destinasi wisata yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.