• Aksesoris Emas: Seperti kalung bertingkat (kalung renteng), gelang, anting panjang, serta pending kecil. Emas menjadi simbol kemakmuran, harapan kesejahteraan, dan keberkahan.
Pakaian pengantin wanita Komering umumnya berwarna merah marun, hijau tua, atau keemasan. Warna-warna ini melambangkan keberanian, kemakmuran, dan kebahagiaan dalam menjalani rumah tangga.
Makna dan Filosofi Pakaian Adat Pengantin Komering
Setiap elemen dalam pakaian adat pengantin Komering memiliki makna mendalam:
1. Mahkota/Siger: Melambangkan kedudukan perempuan sebagai ratu rumah tangga, yang harus dijunjung tinggi dan dihormati.
2. Kain Songket: Simbol kerja keras, karena kain songket ditenun dengan ketelitian dan kesabaran. Ini mencerminkan harapan agar pasangan suami istri mampu menghadapi kehidupan dengan penuh kesabaran.
3. Keris pada Pengantin Pria: Menggambarkan keberanian dan tanggung jawab pria dalam melindungi istri dan keluarga.
4. Warna Emas: Melambangkan kemuliaan, kejayaan, dan kebahagiaan yang diharapkan selalu menaungi rumah tangga pengantin baru.
5. Aksesoris Berlapis Emas: Bukan sekadar perhiasan, tetapi juga simbol status sosial dan kehormatan keluarga.
Filosofi mendasar dari pakaian adat ini adalah keseimbangan antara peran pria dan wanita. Pria dituntut kuat dan bijak, sedangkan wanita dihargai sebagai sumber kasih sayang dan keharmonisan.
Wilayah yang Menggunakan Pakaian Adat Pengantin Komering
Pakaian adat pengantin Komering digunakan oleh masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Komering. Wilayah ini meliputi:
• Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)
• Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)
• Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
• Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Selain itu, masyarakat Komering yang merantau ke berbagai daerah juga tetap melestarikan pakaian adat ini dalam prosesi pernikahan. Meski ada sedikit modifikasi sesuai perkembangan zaman, nilai tradisi dan filosofi tetap dijaga.