• Baju kurung songket dengan warna cerah seperti merah, kuning keemasan, atau hijau zamrud. Warna-warna ini dipilih karena melambangkan keceriaan, kemakmuran, dan harapan.
• Kain songket panjang sebagai bawahan, dihiasi motif flora dan fauna khas Lembak.
• Sunting atau hiasan kepala dari emas imitasi atau logam kuningan, menandakan kemuliaan dan keanggunan perempuan Lembak.
• Kalung bertingkat, gelang, dan pending (ikat pinggang emas) yang mempertegas status sosial sekaligus mempercantik penampilan.
• Selendang songket yang disampirkan di bahu sebagai simbol kelembutan dan penghormatan kepada tamu
Makna dan Filosofi dalam Pakaian Adat Lembak
Setiap elemen dalam pakaian adat Lembak mengandung filosofi mendalam:
1. Warna Hitam dan Merah melambangkan keberanian, ketegasan, sekaligus kesucian niat dalam menjalani kehidupan.
2. Songket menggambarkan kemewahan yang tidak hanya dinilai dari materi, melainkan juga dari ketinggian budi pekerti.
3. Sunting Kepala simbol kemuliaan dan kehormatan, sekaligus menandakan peran penting dalam menjaga martabat keluarga.
4. Aksesoris Emas bukan sekadar perhiasan, tetapi lambang keagungan dan tanda bahwa pemakainya adalah bagian dari masyarakat yang menjaga adat istiadat.
5. Baju Kurung mencerminkan kesopanan, kehormatan, serta penghormatan terhadap nilai-nilai Islam yang menjadi dasar kehidupan masyarakat Lembak.
Dengan demikian, pakaian adat Lembak tidak hanya indah dipandang, tetapi juga mengajarkan nilai moral, religius, dan sosial yang diwariskan oleh leluhur.
BACA JUGA:Pakaian Adat Pengantin Melayu Kota Bengkulu: Warisan Budaya Penuh Filosofi dalam Setiap Helai Busana
Fungsi dan Penggunaan
Pakaian adat Lembak biasanya dipakai dalam momen-momen penting, seperti:
• Upacara pernikahan adat, di mana pengantin laki-laki dan perempuan mengenakan busana adat lengkap dengan hiasan.