Pakaian Adat Pengantin Rejang: Warisan Leluhur yang Tetap Hidup di Setiap Resepsi Pernikahan

Kamis 21-08-2025,14:30 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Warisan budaya adalah harta tak ternilai yang mencerminkan identitas, jati diri, dan nilai-nilai luhur suatu masyarakat. Dalam masyarakat Rejang salah satu suku besar di Provinsi Bengkulu pakaian adat pengantin memiliki posisi istimewa. Tidak hanya berfungsi sebagai busana upacara pernikahan, pakaian adat pengantin Rejang adalah simbol kebesaran, penghormatan terhadap leluhur, dan perwujudan pesan moral yang diwariskan lintas generasi. Hingga kini, meskipun zaman terus berubah dan modernisasi merambah ke berbagai aspek kehidupan, pakaian adat pengantin Rejang tetap dipertahankan dan digunakan dalam prosesi pernikahan, khususnya di berbagai kabupaten yang menjadi wilayah adat suku Rejang.

Artikel ini akan mengulas secara panjang lebar mengenai asal-usul pakaian adat pengantin Rejang, makna filosofis di balik setiap detailnya, nilai moral yang terkandung, kapan penggunaannya, hingga wilayah-wilayah kabupaten yang masih menjadikan pakaian adat Rejang sebagai busana sakral dalam pernikahan.

Asal-Usul Pakaian Adat Pengantin Rejang

Suku Rejang dikenal sebagai salah satu suku tertua di Bengkulu, dengan jejak sejarah yang panjang dan tradisi yang kuat. Pakaian adat pengantin Rejang lahir dari kearifan lokal yang terjalin erat dengan kehidupan sosial, spiritual, dan adat istiadat. Pada masa lalu, pakaian pengantin tidak sekadar busana pesta, tetapi lambang status sosial, simbol keagungan, dan sarana menyampaikan doa serta harapan untuk kehidupan rumah tangga yang baru.

Busana pengantin Rejang juga dipengaruhi oleh perkembangan sejarah, termasuk interaksi dengan budaya Melayu, Minangkabau, dan bahkan Jawa. Namun, ciri khas Rejang tetap menonjol dengan keanggunan busana yang berpadu dengan hiasan kepala, warna dominan emas dan merah, serta aksesoris yang sarat makna.

BACA JUGA:Pakaian Adat Pengantin Serawai: Warisan Agung Leluhur yang Hidup di Setiap Resepsi Pernikahan

Bentuk dan Ciri Khas Pakaian Adat Pengantin Rejang

Pakaian adat pengantin Rejang terdiri dari beberapa bagian penting:

1. Baju Kurung dan Songket

Pengantin perempuan umumnya mengenakan baju kurung berbahan kain beludru atau songket khas Rejang. Warna merah dan emas mendominasi, melambangkan keberanian, kekuatan, kemuliaan, serta doa agar kehidupan rumah tangga penuh kejayaan. Songket yang dipakai biasanya ditenun dengan motif khas yang diwariskan turun-temurun.

2. Siger atau Mahkota

Siger adalah mahkota emas atau kuningan yang dikenakan pengantin perempuan. Benda ini bukan sekadar hiasan, melainkan simbol keagungan, kemuliaan, dan doa agar pengantin selalu bersinar seperti cahaya emas. Siger juga menjadi penanda kehormatan perempuan dalam adat Rejang.

3. Kalung dan Aksesoris Emas

Pengantin Rejang biasanya mengenakan kalung bertingkat, gelang, serta pending atau ikat pinggang dari logam berwarna emas. Semua perlengkapan ini melambangkan kemakmuran, kekuatan, serta harapan agar keluarga baru tersebut diberkahi rezeki melimpah.

4. Busana Pengantin Laki-laki

Pengantin laki-laki mengenakan baju adat berupa jas beludru dengan hiasan bordir emas, dipadukan dengan celana panjang, kain songket yang dililit di pinggang, serta penutup kepala khas Rejang. Busana ini mencerminkan kewibawaan, keberanian, dan tanggung jawab seorang pemimpin rumah tangga.

Makna Filosofi dan Pesan Moral

Pakaian adat pengantin Rejang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga penuh pesan filosofis dan moral:

Kategori :