Allah SWT berfirman:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Dzikr (Al-Qur’an) dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya." (QS. Al-Hijr: 9)
Ayat ini menjadi dasar bahwa Allah menjaga kemurnian Al-Qur'an, dan usaha Utsman merupakan bentuk ikhtiar manusia untuk mewujudkan janji tersebut.
BACA JUGA:Kisah Umar bin Khattab: Dari Singa Padang Pasir Menjadi Khalifah Agung Penegak Keadilan
Sifat Lembut Hati dan Kesabaran
Utsman dikenal memiliki sifat yang halus dan penuh kasih sayang. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda:
أَرَأَفُ أُمَّتِي بِأُمَّتِي عُثْمَانُ
Artinya: "Orang yang paling penyayang terhadap umatku adalah Utsman." (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)
Kesabaran beliau benar-benar teruji pada akhir masa kepemimpinannya ketika fitnah besar melanda. Para pemberontak mengepung rumahnya, menuntut beliau mundur. Meski diberi kesempatan untuk melawan, Utsman menolak agar tidak terjadi pertumpahan darah sesama Muslim.
Wafat Syahid
Pada tahun 656 M, Utsman dibunuh di rumahnya saat sedang membaca mushaf Al-Qur'an. Darah beliau menetes di ayat:
فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya: "Maka Allah akan memelihara engkau dari mereka, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 137)
Beliau wafat dalam keadaan berpuasa, syahid di jalan Allah, dan dimakamkan di pekuburan Baqi’ di Madinah.
Pelajaran Penting dari Utsman bin Affan