Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Dalam perjalanan hidup manusia, ada dua tarikan besar yang selalu saling bersaing: tarikan dunia dan tarikan akhirat. Dunia dengan segala kemewahan dan godaannya sering kali memikat hati manusia, hingga melupakan hakikat kehidupan yang sebenarnya. Padahal, kehidupan dunia hanyalah tempat singgah sementara, sementara kehidupan akhirat adalah tujuan abadi yang hakiki. Oleh karena itu, hijrah dari orientasi duniawi menuju ukhrawi adalah langkah besar dalam mencapai ridha Allah SWT.
Hijrah bukan hanya berpindah tempat secara fisik, tetapi lebih dari itu, hijrah adalah perubahan hati, tujuan, dan gaya hidup. Hijrah dari cinta dunia menuju cinta akhirat adalah bentuk kesadaran bahwa hidup ini bukan sekadar untuk mengejar kesenangan sementara, melainkan untuk menyiapkan bekal pulang kepada Allah SWT.
Hakikat Dunia dalam Timbangan Islam
Allah SWT berulang kali menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa dunia ini fana dan penuh tipu daya. Salah satu ayat yang menggambarkan hakikat dunia dengan sangat jelas adalah:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Artinya: "Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya." (QS. Al-Hadid: 20)
Dunia ini hanyalah kesenangan sesaat yang dapat memperdaya manusia jika tidak disikapi dengan bijak. Kesibukan mengejar harta, jabatan, dan popularitas sering kali membuat manusia lupa untuk menyiapkan bekal akhirat. Padahal Rasulullah SAW bersabda:
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ، أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
Artinya: "Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara." (HR. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan bahwa dunia bukanlah tempat tinggal selamanya, melainkan tempat persinggahan sementara sebelum sampai ke tujuan akhir yaitu akhirat.
BACA JUGA:Pertengahan Bulan Muharam: Saat Tepat Mengevaluasi Niat dan Menyenangkan Amal Kebaikan
Makna Hijrah Menuju Ukhrawi
Hijrah ukhrawi adalah perpindahan cara pandang dan sikap hidup dari orientasi duniawi yang bersifat materialistik menuju orientasi ukhrawi yang bersifat spiritual dan penuh nilai-nilai ilahiah. Hal ini berarti menjadikan akhirat sebagai fokus utama dalam hidup, meski tetap bekerja dan beraktivitas di dunia.
Allah SWT berfirman