"Hanya cabai rawit yang harganya masih stabil, masih di kisaran Rp 35.000 per kilogram," tambahnya.
BACA JUGA:Toyota Hilux 2025 Double Cabin: Tangguh, Canggih, dan Makin Populer Memikat Konsumen di Indonesia
Menanggapi kondisi ini, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) Kabupaten Seluma, Wanharudin, melalui Pengawas Perdagangan Elyta Prisi, membenarkan adanya lonjakan harga yang terjadi. Dirinya menjelaskan bahwa penyebab utamanya adalah meningkatnya permintaan masyarakat yang tidak sebanding dengan ketersediaan pasokan.
Selain itu, faktor cuaca juga turut menjadi penyebab. Cuaca ekstrem yang masih melanda sejumlah wilayah pertanian di Seluma menyebabkan hasil panen tidak maksimal. Hal ini memperparah kondisi kelangkaan stok cabai di pasar.
"Permintaan masyarakat tinggi, sedangkan hasil panen tidak maksimal karena cuaca yang tidak menentu. Inilah yang membuat pasokan tidak bisa menutupi kebutuhan pasar, sehingga harga naik," terangnya.
Pihak Disperindagkop UKM berjanji akan terus memantau perkembangan harga di pasar dan mencoba mengupayakan langkah-langkah stabilisasi agar harga tidak terus melonjak, terutama menjelang bulan-bulan panen berikutnya.
BACA JUGA:Kenapa Pohon Gaharu Berharga? Berapa Harganya, Simak Disini
Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam berbelanja serta mencari alternatif bumbu masakan yang lebih terjangkau untuk sementara waktu, sambil menunggu harga kembali stabil.