Tim Riset Ekonomi Bank Mandiri memperkirakan defisit transaksi berjalan Indonesia akan melebar menjadi 1,1%–1,3% terhadap PDB pada 2025.
Pelebaran ini diperkirakan dipicu oleh ketidakpastian global akibat kebijakan tarif Presiden Trump yang menekan harga komoditas ekspor utama Indonesia seperti batubara dan CPO.
BACA JUGA:Fluence Rilis Laporan Kondisi Perusahaan Tahun Anggaran 2024
Namun, kuatnya permintaan dari Tiongkok dan AS, serta terbatasnya impor barang konsumsi akibat lemahnya daya beli domestik, masih mendukung surplus perdagangan. Ke depan, arah tren penurunan suku bunga global dan dinamika nilai tukar rupiah akan sangat menentukan kinerja perdagangan Indonesia.