Shalat berjamaah yang terbiasa dilakukan selama Ramadhan sebaiknya terus dilanjutkan. Demikian juga qiyamul lail (shalat malam), yang seharusnya menjadi kebiasaan baru pasca Ramadhan. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Adz Dzariyat ayat 17 - 18 berbunyi:
كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Artinya: “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzariyat: 17–18)
Ayat ini menunjukkan ciri khas orang-orang saleh: aktif di waktu malam untuk bermunajat. Syawal menjadi awal yang tepat untuk menjaga kedekatan dengan Allah di malam hari.
3. Menjaga Silaturahmi dan Menebar Maaf
Syawal dikenal sebagai bulan kemenangan, dan identik dengan tradisi saling memaafkan. Ini selaras dengan sabda Rasulullah SAW dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang berbunyi:
«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ»
Artinya: “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahmi.” (HR. Bukhari, no. 5984 dan Muslim, no. 2556)
Menjalin kembali hubungan yang pernah renggang dan mempererat ukhuwah Islamiyah adalah bentuk amal mulia di bulan ini. Dengan silaturahmi, keberkahan hidup akan bertambah, dan dosa-dosa pun akan berkurang.
BACA JUGA:Syawal: Bulan Peningkatan Iman dan Amal
4. Menebar Sedekah dan Kepedulian Sosial
Meski zakat fitrah telah ditunaikan, sedekah tidak berhenti hanya di akhir Ramadhan. Justru di bulan Syawal, kita harus terus berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 110 berbunyi:
﴿وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ﴾
Artinya: “Dan apa saja kebaikan yang kamu perbuat untuk dirimu, niscaya kamu akan mendapat pahalanya di sisi Allah.”
(QS. Al-Baqarah: 110)
Amalan sedekah tidak hanya bermanfaat bagi penerima, namun juga membersihkan hati pemberi, menumbuhkan empati, dan menjauhkan dari sifat kikir.
5. Menjaga Lisan dan Akhlak Mulia