Radarseluma.disway.id - Lisan adalah salah satu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT kepada Manusia. Dengan lisan, Manusia dapat berkomunikasi, menyampaikan ilmu, dan menyebarkan kebaikan, n amun, jika tidak dijaga dengan baik, lisan juga bisa menjadi penyebab utama seseorang terjerumus dalam dosa besar, seperti ghibah (menggunjing) dan namimah (mengadu domba).
Dalam Islam, menjaga lisan merupakan bagian dari keimanan. Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang mana berbunyi:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya:
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari No. 6018 dan Muslim No. 47)
Hadist ini menunjukkan bahwa perkataan yang tidak bermanfaat lebih baik ditinggalkan, apalagi jika mengandung unsur ghibah dan namimah. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami bahaya kedua dosa ini serta cara menghindarinya agar senantiasa berada dalam keridhaan Allah SWT.
"Pengertian dan Perbedaan Ghibah dan Namimah"
Pertama:
Ghibah (Menggunjing)
Ghibah berasal dari kata الغيبة, yang berarti menyebutkan keburukan seseorang di belakangnya, meskipun apa yang dikatakan itu benar.
Dalam Hadits, Nabi Muhammad Rasulullah SAW menjelaskan makna ghibah dengan sangat jelas sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang mana berbunyi:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ؟ قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Artinya:
“Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah SAW bersabda, “Ghibah adalah engkau menyebut sesuatu tentang saudaramu yang ia benci.” Lalu seseorang bertanya, “Bagaimana jika yang aku katakan benar-benar ada padanya?” Rasulullah SAW menjawab, “Jika memang benar ada padanya, maka engkau telah menggunjingnya, dan jika tidak ada padanya, maka engkau telah memfitnahnya (menuduh dengan dusta).” (HR. Muslim No. 2589)
Dari Hadits ini, jelas bahwa ghibah tetap haram meskipun yang dikatakan itu benar, sebagaimana Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al - Hujarat ayat 12 yang mana berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain serta janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12)
Kedua:
Namimah (Mengadu Domba)
Namimah berasal dari kata نمّ, yang berarti menyebarkan perkataan orang lain dengan tujuan memprovokasi perselisihan atau permusuhan. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda yang mana berbunyi:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ
Artinya:
"Tidak akan masuk Surga seorang yang suka mengadu domba." (HR. Bukhari No. 6056 dan Muslim No. 105)
Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al - Qalam ayat 10-11 yang mana berbunyi:
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِينٍ.
هَمَّازٍ مَّشَّاءٍ بِنَمِيمٍ
Artinya:
"Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah, yang hina, yang suka mencela, yang kesana kemari menyebarkan namimah (adu domba)." (QS. Al-Qalam: 10-11)
"Dampak Buruk Ghibah dan Namimah"
Pertama:
Menghancurkan Persaudaraan
Perbuatan ghibah dan namimah dapat menimbulkan kebencian, permusuhan, dan perpecahan di antara sesama Muslim.
Kedua:
Mendapat Azab di Dunia dan Akhirat
Dalam sebuah Hadits, Rasulullah SAW bersabda yang mana berbunyi:
مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَبْرَيْنِ، فَقَالَ: إِنَّهُمَا يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ
Artinya:
“Rasulullah SAW melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda, ‘Sesungguhnya keduanya sedang disiksa, dan keduanya disiksa bukan karena perkara besar. Adapun salah satu dari mereka disiksa karena suka mengadu domba, sedangkan yang lainnya disiksa karena tidak menjaga diri dari najis kencing.’” (HR. Bukhari No. 218 dan Muslim No. 292)