Sementara itu, Deni Putra meskipun menerima permintaan maaf dari pihak PLN, menegaskan bahwa etika dalam menjalankan tugas sangat penting, terutama dalam hal penebangan pohon sawit yang menjadi sumber mata pencaharian utama bagi warga Seluma.
"Saya berharap PLN lebih memperhatikan etika, khususnya dalam urusan izin penebangan pohon sawit yang telah kami rawat dengan susah payah," ungkap Deni.
Deni juga meminta agar PLN lebih mengutamakan pendekatan persuasif dalam berkomunikasi dengan warga. Ia menilai koordinasi yang melibatkan masyarakat secara langsung, bukan hanya pemerintah desa, sangat penting untuk menghindari miskomunikasi lebih lanjut.
"Koordinasi harus sampai ke masyarakat bawah. Kami tidak menentang program PLN, tetapi izin atau pamitan dengan pemilik kebun adalah bagian dari tradisi warga Seluma," demikian kata Deni.(ndo)