Meniru Xanh SM: Jalan Jakarta Menuju Taksi Hijau

Kamis 12-12-2024,04:30 WIB
Reporter : Jeffri Ginting
Editor : Jeffri Ginting

 

HANOI, VIETNAM -  - Dengan menglistriki armada taksinya, Jakarta dapat mengurangi emisi secara signifikan dan meningkatkan kualitas udara, seperti yang ditunjukkan oleh keberhasilan taksi listrik di kota-kota di seluruh dunia. Salah satu contoh menonjol adalah Xanh SM di Vietnam, yang juga telah mengubah sikap masyarakat terhadap kendaraan listrik (EV).

 

BACA JUGA:Hadirnya Gedung P4 LPSK, Wujud Nyata Pemenuhan Hak Saksi Korban Tindak Pidana

BACA JUGA:Gelombang Tinggi, Nelayan Seluma Beralih Profesi Jadi Buruh 'Berondol Sawit'

Jakarta tidak asing dengan polusi udara, dan sering kali menempati peringkat teratas sebagai kota paling tercemar di dunia. Bahkan, pada bulan Juni ini, kota ini menduduki peringkat teratas sebagai kota paling tercemar di dunia versi IQAir[1].

 

Polusi ini bukan hanya sekadar gangguan—tetapi juga ancaman bagi kesehatan masyarakat. Agus Dwi Susanto, ketua Perhimpunan Respirologi Indonesia, menggambarkannya sebagai "pembunuh diam-diam".[2] Penelitian dari Perhimpunan tersebut menunjukkan bahwa pekerja luar ruangan di Jakarta menghadapi risiko penyakit pernapasan yang lebih tinggi karena buruknya kualitas udara kota. Penyebab utamanya? Transportasi, yang menyumbang 44% polusi udara Jakarta[3].

 

Dengan emisi kendaraan bermotor yang mendominasi profil polusi kota, urgensi untuk solusi transportasi yang lebih bersih tidak pernah sejelas ini. Di tengah krisis ini, taksi listrik menawarkan peluang ganda: mengurangi emisi dan mengubah persepsi publik tentang mobilitas berkelanjutan.

 

Perjuangan Jakarta Melawan Emisi Kendaraan

 

Mesin penggerak ekonomi Jakarta juga merupakan beban lingkungan terbesar yang ada di sana. Sekitar 24 juta kendaraan bermotor melintasi jalan raya kota setiap harinya[4], mengeluarkan partikel berbahaya dan nitrogen oksida ke udara.

 

BACA JUGA:Wuih, Sri Mulyani Umumkan APBN Tekor Rp 401,8 T! Sudah Akhir Tahun

Untuk mengatasi hal ini, Jakarta telah menerapkan langkah-langkah agresif. Dua zona emisi rendah (LEZ) kini membatasi kendaraan beremisi tinggi, mendorong penggunaan alternatif yang lebih bersih seperti mobil listrik. Aturan pelat nomor ganjil-genap semakin memberi insentif kepada kendaraan listrik dengan membebaskannya dari pembatasan lalu lintas. Selain itu, pengujian emisi untuk kendaraan tertentu menambah lapisan akuntabilitas lainnya. Namun, meskipun inisiatif ini penting, itu tidak cukup untuk menyelesaikan masalah. Jalan yang paling menjanjikan ke depan terletak pada transportasi listrik.

Kategori :