SINGAPURA, Radarseluma.Disway.id - Expereo, perusahaan internet cerdas global terkemuka di dunia yang menghubungkan orang, tempat, dan benda di mana saja, hari ini mengungkap tren teratas yang siap mengubah lanskap konektivitas Asia Pasifik (APAC) pada tahun 2025.
BACA JUGA:3 Nelayan BS Hilang Kontak di Laut Daerah Pasar Bawah Saat Mencari Ikan
BACA JUGA: Oktober 2024, Penjualan Semen Domestik Terkontraksi -0,2% yoy
Expereo memperkirakan bahwa Asia akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi global, didorong oleh populasi yang melek digital dan adopsi teknologi baru yang cepat. Estimasi dari Dana Moneter Internasional menunjukkan bahwa kawasan APAC akan berkontribusi 60% terhadap pertumbuhan global pada tahun 2024 [1] . Namun, Expereo menekankan bahwa pertumbuhan ini bergantung pada solusi konektivitas yang kuat dan andal yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk menavigasi kompleksitas unik kawasan tersebut.
"Asia berada di ambang revolusi digital, dan konektivitas akan menjadi kunci untuk membuka potensi ekonominya secara penuh," kata Eric Wong, Presiden Asia Pasifik, Expereo. "Namun, ini bukan hanya tentang menutup kesenjangan digital dan membantu populasi yang kurang terlayani untuk bisa online. Bisnis saat ini dan di masa mendatang didorong untuk berinovasi dan memberikan nilai baru bagi pelanggan mereka. Ini memerlukan solusi konektivitas yang tangkas, tangguh, aman, dan dapat diskalakan yang dapat beradaptasi dengan laju perubahan teknologi yang cepat."
Pendorong utama yang membentuk lanskap teknologi Asia Pasifik pada tahun 2025
Tren berikut menyoroti pentingnya infrastruktur dan konektivitas digital sebagai pilar dasar pertumbuhan bisnis global:
Meningkatnya APAC yang sangat terhubung: Didorong oleh generasi yang paham teknologi digital dan kemajuan teknologi yang pesat, kawasan APAC mengalami lonjakan investasi infrastruktur digital yang belum pernah terjadi sebelumnya, sebagai respons terhadap adopsi 5G, IoT, dan AI yang meluas di seluruh kawasan yang mendorong batasan infrastruktur tradisional. Pada tahun 2025, 60% organisasi APAC akan mengadopsi model bahasa AI yang disesuaikan untuk pasar lokal [2] .
Teknologi ini menuntut bandwidth tinggi, latensi rendah, dan keandalan yang tak tergoyahkan, yang mendorong investasi signifikan dalam solusi konektivitas canggih dan pusat data untuk mendukung inovasi dan pertumbuhan.
BACA JUGA:Kabid Pendapatan di Bapenda Seluma Diperiksa Jaksa
BACA JUGA:Tuntut Cairkan Sertifikasi, Guru Datangi Disdikbud, BKD dan DPRD Seluma