Bahkan di bulan september 2024 terjadi lagi kriminalitas anak remaja dari Desa Pagar Banyu Kecamatan Kedurang berumur 19 tahun tewas akibat penusukan yang terjadi di jembatan Air Manna Ketaping dengan motif dendam. Serta pada Agustus Tahun 2024 lalu, tepatnya di lokasi wisata Tebat Gelumpai Kecamatan Pasar Manna sekelompok muda-mudi melakukan Pesta Seks yang meresahkan dan tidak lagi merasa takut yang dilakukan di tempat ramai/tengah kota, selanjutnya Kasus didominasi pelecehan seksual bahkan dilakukan oleh orang terdekat, dimana yang seharusnya menjadi pelindung di dalam keluarga, malah yang terjadi predator di keluarga itu sendiri.
"Tidak sepatasnya terjadi kasus bapak kandung yang menggauli anak sendiri atau anak kandung di bawah umur yang terjadi di Kelurahan Gunung Mesir, dan Kasus bapak menggauli anak Kandung di bawah umur yang terjadi di Kelurahan Kota Medan, serta kasus guru SMA yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan, guru yang seharusnya menjadi wali atau mewakili orang tua justru melakukan pelecehan terhadap murid anak didiknya, serta masih banyak kasus lainnya,"jelas Fikri.
Ia menyebut salah satu penyebab dari tingginya angka kriminalitas, kekerasan terhadap anak, penganiayaan, pelecehan seksual dan pelanggaran hukum lainnya yang berkembang saat ini, disebabkan masih kurangnya pemahaman nilai-nilai keagamaan, perlindungan di keluarga, pemahaman terhadap etika bermasyarakat dan akhlaq dalam bergaul di lingkungan masyarakat.
BACA JUGA: Dinsos BS Buka Konter di MPP, Melayani KIP dan Jamkesda
BACA JUGA:Sampai Kuartal III 2024, Bank Mandiri Catat Penyaluran Kredit Rp 1.590 Triliun
"Peran keluarga ataupun peran orang terdekat tetap diperlukan juga, selain kita dari pemerintah, aparat penegak hukum, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang harus ikut peduli dalam polemik meningkatnya angka kriminalitas yang ada di kabupaten Bengkulu Selatan ini,"pungkas Fikri
Selain itu, juga harus peka dan tidak boleh acuh akan keadaan yang ada disekitar kita karena nantinya akan berdampak kepada lingkungan sekitar.(yes)