Secara lebih rinci, dari total portofolio berkelanjutan yang dicapai Bank Mandiri terdiri dari portofolio hijau yang naik 20,4 persen secara YoY menjadi Rp139 triliun dan portofolio sosial yang naik 9,5 persen secara YoY menjadi Rp139 triliun. Hal ini tak lepas dari inisiatif-inisiatif keuangan berkelanjutan yang dilakukan Bank Mandiri.
BACA JUGA:Nabi Ilyas AS Kata nya Masih Hidup Hingga Hari...?? Yuk Cari Tau Gimana Bisa.
Selain terus mengembangkan inisiatif-inisiatif keuangan yang berkelanjutan, Bank Mandiri juga melakukan peningkatan kapasitas sumber daya, serta penyesuaian organisasi, tata kelola, dan manajemen risiko yang mengintegrasikan aspek ESG.
Dari segi operasional, Bank Mandiri melibatkan seluruh karyawannya dengan mengurangi jejak karbon dengan mengembangkan ekosistem operasi perbankan yang ramah lingkungan.
Upaya tersebut dilakukan melalui pengukuran dan pemantauan emisi gas rumah kaca (GRK). Selain itu juga membangun dan mengembangkan infrastruktur rendah karbon serta inisiatif carbon offsetting dengan pembelian Verified Carbon Unit (VCU) dan metode Nature Based Solution (NBS).
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, perseroan berinisiatif menghitung emisi karbon sejak 2019. Pencatatan emisi operasional ini dilakukan melalui platform Digital Carbon Tracking yang melakukan pengukuran hingga ke level cabang.
Tak kalah penting, imbuh Alexandra, manajemen juga mendorong program budaya keberlanjutan atau Green Business Mindset kepada seluruh karyawan, yang disebut sebagai Mandirian, dalam menjalankan kegiatan operasional Bank Mandiri.
“Penerapan sustainability operation ini sudah dimulai sejak 2019 dengan menghitung emisi karbon. Kami juga melakukan transisi dengan penggantian kendaraan operasional berbasis EV (electric vehicle) serta instalasi panel surya di gedung kantor secara bertahap,” tuturnya.
Di sisi lain, sesuai dengan prinsip tata kelola yang berkelanjutan, Bank Mandiri juga terus mendorong serta mengakselerasi pengembangan talenta unggul perbankan secara menyeluruh. Hal ini dimulai dari proses rekrutmen yang transparan, program pelatihan dan pengembangan karir, penilaian kinerja yang adil, sistem remunerasi berbasis kinerja, hingga nantinya pegawai akan menjalankan purna tugas.