BACA JUGA: Tabrakan Beruntun, PNS Kembang Mumpo Seluma Meninggal Dunia
“Investigasi berulang ini telah mengungkap kekejaman mengerikan yang terjadi—bahkan di rumah jagal yang mengaku menerapkan standar tertinggi, memperlihatkan sapi-sapi mengerang dalam teror dan penderitaan seraya leher mereka diiris dengan brutal,” ujar Jason Baker, Senior Vice President PETA. “PETA mengajak publik untuk berhenti membiarkan kekejaman berlindung di balik sertifikasi tanpa arti, dan bergerak mandiri mengakhirinya dengan menjadi vegan.”
Di investigasi PETA sebelumnya, penyidik mengunjungi tujuh rumah jagal bersertifikasi halal yang dipilih acak dan menemukan sapi-sapi dikekang dalam kotak perebah (restraining box) dan berulang kali ditembak dengan alat pemingsan (captive-bolt gun) sebelum akhirnya diiris tenggorokannya. Namun pekerja sering gagal memingsankan sapi dengan efektif.
Di beberapa tempat, sapi bahkan tidak dipingsankan sama sekali. Mereka hanya ditempatkan begitu saja dalam kotak perebah yang disetujui pemerintah Australia, lalu diiris tenggorokannya. Satu individu sapi dengan kepala menggantung menendang-nendang panik dalam teror dan penderitaan seraya pekerja membacok sisa daging yang melekat, memutus kepalanya. Sapi-sapi hidup dibiarkan merana dalam kubangan darahnya sendiri hingga 12 menit lamanya.