“Dengan proses bisnis yang semakin efisien, maka hal ini akan turut berdampak positif terhadap efektivitas layanan kargo, peningkatan cargo throughput, serta pada akhirnya bermuara pada peningkatan pendapatan perusahaan," tambahnya.
Melalui penetapan ini, Bandara Juanda Surabaya mulai menerapkan pilar keempat dari program NLE, yakni penataan tata ruang kepelabuhan dan jalur distribusi barang.
Implementasi dari pilar keempat ini adalah melalui penerapan tempat pemeriksaan fisik terpadu (TPFT) sebagai lokasi joint inspection pemeriksaan bea cukai dan karantina, serta stakeholders terkait.
Dendi juga menambahkan, fasilitas TPFT di Bandara Juanda Surabaya saat ini telah selesai 100 persen secara fisik, serta telah mempersiapkan prosedur baru terkait pergerakan barang yang telah disepakati oleh para stakeholders.
BACA JUGA: Situs Judi Online Bola SBOTOP Digulung, OmzetRp 481 M! Membernya Puluhan Ribu
AP I juga telah menyampaikan perubahan lay-out daerah keamanan terbatas (DKT) kepada Direktorat Keamanan Penerbangan (Dirkampen).
Melalui implementasi TPFT tersebut, proses bisnis pelayanan logistik di Bandara Juanda Surabaya menjadi lebih efisien, yakni melalui pengurangan proses bisnis dari delapan proses menjadi enam proses, pengurangan titik bongkar muat dari tiga titik menjadi satu titik, pengurangan proses pembongkaran logistik dari dua proses menjadi satu proses.
Pengurangan dokumen fisik dari empat dokumen menjadi dua dokumen, serta diharapkan akan memberikan dampak terhadap penurunan biaya pemeriksaan kargo sebesar 30-40 persen.