Diketahui, akhir tahun 2022, Pemerintah Ghana berutang US$ 63,3 miliar atau setara Rp 986,53 triliun ke kreditor asing. Selain itu, Ghana juga memiliki utang kepada pemberi pinjaman dalam negeri, seperti dana pensiun, perusahaan asuransi, dan bank lokal.
Menurut data dari Trading Economics, utang luar negeri Ghana per akhir tahun 2022 mencapai US$ 29,1 miliar atau setara Rp 454,59 triliun. Utang tersebut meningkat dibanding kuartal ketiga tahun 2022, di mana jumlahnya sekitar US$ 28,4 miliar atau setara Rp 442,97 triliun.
Disebutkan dalam laporan tersbebut, utang pemerintah ini berasal dari utang kepada perusahaan konstruksi Ghana.
Saat ini, dikatakan Emmanuel Cherry, selaku kepala eksekutif perusahaan tersebut, pemerintah Ghana masih berutang kepada perusahaannya sebesar US$ 1,3 miliar atau setara Rp 20,26 triliun.
Tidak hanya kepada perusahaan konstrukti, pemerintah juga berutang kepada perusahaan listrik independen sebesar US$ 1,58 miliar atau setara Rp 24,62 triliun.
Akibat belum bisa membayar utang kepada perusahaan listrik, Ghana menghadapi bahaya kegelaoan atau pemadaman listrik yang meluas.
BACA JUGA:10 Mobil Sport Tercanggih dan Termahal di Dunia Otomotif
BACA JUGA:KUR 2023 Dari Bank BRI Plafon Hingga 100 Juta dan Tabel Cicilan Ringan