Akibatnya ada kepercayaan di Jawa, bahwa digantilah namanya. Ketika berumur sebelas tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna.
Sukarno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901 bersamaan dengan meletusnya Gunung Kelud.
Sukarno dalam otobiografinya yang disusun oleh Cindy Adam bercerita saat ia lahir, sang ayah, Soekemi tak mampu memanggil dukun beranak. Kelahiran Kusno hanya dibantu seorang lelaki yang sudah tua. "Pada waktu aku dilahirkan, tak ada seorang pun yang memelukku, kecuali seorang kakek yang amat tua," ungkap Sukarno dalam otobiografinya.
Kemudian di usia 6 tahun, Sukarno dibawa ayahnya pindah ke Mojokerto. Sukarno bercerita, kala itu keluarganya hidup melarat dan sering makan ubi kayu dan jagung yang ditumbuk dengan bahan makanan lain. Terkadang sang ibu hanya bisa membeli padi, lalu menumbuknya sampai menjadi beras untuk dmakan.
Setelah berusia 11 tahun, Kusno kecil atau Sukarno sakit selama dua setengah bulan. Sang ayah menjaga Kusno alias Sukarno dengan berbaring di atas lantai semen yang lembap, beralaskan tikar yang tipis dan usang.
BACA JUGA:Luar Biasa! 3.727 Unit Hyundai Dipesan di GIIAS 2023. Pencapaian yang Tinggi
Ayahnya tidur tepat di bawah tempat tidur Kusno yang terbuat dari bambu untuk menjaga anak laki-lakinya.
kemudian mereka pindah ke rumah yang lebih kering di Jalan Residen Pamuji. Namun Kusno masih sering sakit bahkan terkena malaria, disentri, dan penyakit lainnya. Ayahnya pun berpikir untuk mengganti nama Kusno.