Radar Seluma.disway.id, - Seperti di Jepang, angka populasi dan kelahiran anak di China menurun drastis. Ini akibat tekanan ekonomi yang semakin sulit serta tuntutan karir, semakin banyak warga khususnya wanita China yang tak ingin lagi punya anak. Akibatnya, tingkat kesuburan China menurun. Tahun 2022 lalu, mencapai rekor paling rendah 1,09.
BACA JUGA:Danrem 041 Gamas Minta Anggota TNI Manfaatkan Pekarangan
Pemerintah China saat ini, berjibaku agar program kelahiran bayi baru bisa ditingkatkan.
Dilansir National Business Daily, Pusat Penelitian Kependudukan dan Pembangunan China, menempatkan China sebagai negara dengan tingkat kesuburan paling rendah di antara negara yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 100 juta orang.
China sama seperti Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, dan Singapura, yang juga diterpa tingkat kesuburan yang rendah.
Beijing bahkan telah membuat langkah untuk meningkatkan angka kelahiran, termasuk insentif keuangan dan peningkatan fasilitas penitipan anak.
Rendahnya angka kelahiran ini, bahwkan sudha menjadi perhatian Presiden Xi Jinping. Bulan Mei lalu, Presiden khusu memimpin pertemuan untuk mempelajari topik tersebut.
Pemerintah China membuat komitmen untuk meningkatkan kualitas populasi melalui investasi di bidang pendidikan, sains, dan teknologi. Dalam hal ini, China ingin mempertahankan tingkat 'kesuburan sedang' untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.