Kemudian meninggal muda atau masih lajang atau disebut mate muda. Untuk yang mengalami mate muda masih single sebelum mayat dimasukkan kedalam peti ,maka kepada yang bersangkutan disediakan semacam jenis benda yang menyerupai milik lawan jenisnya, dan ditempatkan pada bagian kemaluan pria maupun perempuan.
Artinya dia telah dinikahkan secara adat.
Lalu meninggal setengah tua atau sudah bekeluarga dan belum cawir metua (masih ada tanggung jawab menyekolahkan dan menikahkan anak). Ini disebut kematian Tabah-Tabah Galoh (tebang pisang)
Kematian seperti ini yang sering menjadi perhatian dan menjadi kesedihan yang sangat dalam. Karena masih meninggalkan tanggungan berupa anak yang masih sekolah dan anak yang belum menikah.
Biasnaya akan dibicarakan oleh keluarga dan kerabat cara mengubarnya. Dan tidak akan dilakukan secara besar-besaran.
BACA JUGA: Pemda Bengkulu Selatan Tanam Modal di Bank Bengkulu Rp.21 M
Lalu terakhir, kemarian cawir metua. Artinya dimana dia meninggal anak-anaknya sudah selesai sekolah dan sudah menikah. Sudah tidak ada tanggungjawabnya lagi di dunia. Apa lagi sampai anak-anaknya sudah berhasil dan memiliki anak, maka cara penuburannya lebih khusus dan lebih besar. bahkan bisa sampai beberapa hari baru dikuburkan.\