3. Perebutan Tahta Perang Paregreg
Wikramawardana yang naik tahta menjadi raja Majapahit ternyata juga menjadi penyebab adanya perang saudara. Perang saudara yang lebih terkenal dengan nama Perang Paregreg ini merupakan perang antara Wikramawardana dengan Bhre Wirabhumi.
Bhre Wirabumi merupakan anak dari Hayam Wuruk, namun dari selirnya. Menurut Bhre, ia layak menjadi penerus kerajaan Majapahit karena menjadi anak dari Hayam Wuruk. Memang, saat Hayam Wuruk sakit, ia sempat mewasiatkan jabatan untuk Bhre.
Hyam Wuruk berpesan bahwa Wikramawardana-lah yang akan menjadi raja Majapahit. Tak hanya itu, Bhre Wirabhumi juga mendapat jabatan dengan di beri kerajaan di sebelah timur Jawa. Setelah Hayam Wuruk akhirnya wafat, Bhre memang mendapatkan kerajaannya sendiri.
Sayangnya Bhre tak mau tunduk dengan perintah Wikramawardana sebagai pemimpin Majapahit pusat. Dalam Perang Paregreg tersebut, Bhre akhirnya meninggal dan konflik kerajaan selesai. Namun masih timbul perpecahan di dalam tubuh kerajaan.
4. Diserang Kerajaan Demak
Runtuhnya kerajaan Majapahit disebabkan oleh serangan yang dilakukan kerajaan Demak. Rupanya segudang persoalan yang terjadi di Majapahit dimanfaatkan oleh kerajaan lain untuk menguasai Majapahit. Kemudian Demak yang hendak menguasai pelabuhan di Majapahit mulai melakukan penyerangan. Penyerangan tersebut dilakukan pada tahun 1518 ketika Patih Udara menjadi raja Majapahit. Majapahit mendapat serangan mendadak dari Pati Unus, patih dari kerajaan Demak.
Saat itu Demak tengah dipimpin oleh Raden Patah dan mulai membangun kekuatan militer yang besar. Penyerangan tersebut memang tak membuat Majapahit langsung runtuh, namun di tahun 1527, sekali lagi kerajaan Demak menyerang Majapahit.