"Ini kita peroleh dari setoran nasabah. Baik dari berbagai instansi dan pelaku usaha. Ini ada sekitar barang bukti yang ditarik diduga ya, karena tidak masuk ke alat scanner kita itu sekitar Rp 1 juta," sampai Kepala BRI Unit Tais, Amrul.
BACA JUGA: Selasa, Musrebang Tingkat Kecamatan Talo Kecil. Apa yang Dibahas Ya
Setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti oleh karyawannya dengan menggunakan alat ultra violet atau alat scaner uang. Uang palsu tersebut tidak mampu menunjukan hologram dan kode dari Bank Indonesia. Meskipun kertas yang dicetak sama persis bentuknya dengan uang resmi pada umumnya.
Menyikapi hal tersebut, pihaknya (BRI) menghimbau masyarakat pada umumnya untuk lebih berhati-hati pada saat bertransaksi. Terutama pada malam hari, karena sekilas uang palsu yang beredar sama persis bentuk dan warnanya. Sehingga perlu dilakukan langkah 3D, seperti himbauan dari Bank Indonesia. Yakni dilihat, diraba dan diterawang.
"Untuk nasabah harap selalu hati-hati, terhadap uang yang beredar. Terutama uang nya baru-baru, harap dicek kebenarannya. Diraba, dilihat dan diterawang terlebih dahulu," himbaunya.
Sementara itu, kasus Upal hampir setiap tahunnya terjadi di Kabupaten Seluma. Dimana, fenomena ini hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya yang terjadi setiap menjelang bulan Suci Ramadhan.(ctr)