BENGKULU - Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bengkulu dan Perwakikan petani menggelar demontrasi di depan DPRD untuk memprotes kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga BBM. Aksi sempat diwarnai kericuhan saat massa hendak memaksa masuk kantor dewan. Para pendemo juga membentangkan sejumlah spanduk dan poster yang berisi protes dan sindiran kepada pemerintah.
Demo Mahasiswa dan Petani yang mengatasnamakan diri Bengkulu Bersatu Melawan (BBM) pada Senin (26/9) di warnai Aksi adu mulut saat Perwakilan massa hendak menemui perwakilan DPRD Provinsi Bengkulu.
Aksi petani dan mahasiswa Bengkulu--
Hal ini lantaran dewan tersulut emosi karena salah seorang Mahasiswa Enggan di suruh duduk saat menjalani mediasi. Dewan Komisi II DPRD Provinsi Usin Sembiring bahkan sempat tersulut emosinya.
Aksi aliansi BBM ini sempat menimbulkan gejolak lantaran saat Perwakilan massa yang hendak menghadap mediasi ke Dewan Provinsi rupanya bukan dari massa yang memasukkan undangan ke DPRD sebelumnya yang mengatasnamakan Gabungan Petani Bengkulu.
Setelah menggelar mediasi bersama para pendemo dan tidak bisa mengakomodir keinginan pendemo yang hendak menggelar rapat di Ruang Rapat Paripurna DPRD Provinsi. Akhirnya 5 perwakilan DPRD Provinsi Bengkulu Dipimpin Ketua Komisi II DPRD Provinsi Jonaidi, SP. Bersedia menemui massa di luar gedung DPRD Provinsi dan menggelar Rapat bersama.
Dalam rapat ini para pendemo membawa 3 tuntutan besar yakni menolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Reforma agraria dan kesejahteraan petani dan yang ketiga Reformasi Polri.
Spanduk massa--
“Dengan ini kami menyampaikan tuntutan besar kami dalam rapat besar ini, agar dapat di tindaklanjuti Dewan,” Ujar salah seorang perwakilan massa Kevin Aldo.