Tapi, bagi media, perang gaya terbaru ini tidak asyik. Tidak ada drama. Lebih asyik perang di Duren Tiga, Jakarta.
Taiwan mulai menyeru dunia internasional: agar ikut menghentikan cara Tiongkok latihan militer seperti itu. "Ini bagian dari persiapan untuk menyerang Taiwan secara militer," ujar Menlu Taiwan kepada media internasional.
Tiongkok membantah tegas. Latihan ini, kata Menlu Tiongkok, transparan dan profesional. Semua pergerakan persenjataan bisa diikuti secara internasional. Bahwa latihan ini panjang, katanya, lantaran memang banyak sekali jenis latihannya. Banyak juga jenis senjata baru yang harus dicoba. Termasuk senjata anti kapal selam yang bisa terbang –saya belum pernah melihat videonya.
Amerika juga tidak percaya Tiongkok akan menyerang Taiwan. Setidaknya dalam dua tahun ke depan. Presiden Joe Biden tegas sekali mengatakan: Tiongkok tidak akan berbuat lebih jauh dari yang dilakukan sekarang.
Masalahnya, itu saja sudah membuat Taiwan terblokade. Di laut dan di udara. Hanya darat yang tidak –kebetulan tidak punya daratan yang terhubung dengan dunia luar.
"Latihan gabungan ini sengaja untuk merusak moral rakyat Taiwan," ujar sang Menlu Taiwan.
Di Pilpres dua tahun lalu rakyat Taiwan memang mendukung Tsai Ing-wen. Kala itu Ing-wen diuntungkan oleh situasi Hong Kong yang lagi panas. Saya menghadiri kampanye-kampanye Ing-wen saat itu. Di Taipei. Banyak aktivis pro-demokrasi Hong Kong ikut kampanye Ing-wen. Lengkap dengan spanduk-spanduk dari Hongkong.
Kini Hongkong sudah selesai. Sudah sepenuhnya di tangan Beijing.