Garis Kemiskinan di Seluma Meningkat

Selasa 09-08-2022,18:36 WIB
Reporter : admin5131radarseluma
Editor : admin5131radarseluma

 

PEMATANG AUR - Garis kemiskinan di Kabupaten Seluma tahun 2021 meningkat, ada penambahan Rp14.457 dari tahun 2020. Meningkatnya garis kemiskinan di Kabupaten Seluma setiap tahun ini dinilai beriringan dengan harga bahan pokok yang terus mengalami kenaikan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Seluma pada tahun 2013 garis kemiskinan di Kabupaten Seluma adalah Rp270.495 per orang, per kapita. Pada saat ini penduduk yang memperoleh penghasilan di bawah Rp270.495 dalam kurun waktu satu bulan adalah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Kemudian pada tahun 2014, garis kemiskinan mengalami peningkatan yaitu menjadi Rp294.016. Tahun 2015 garis kemiskinan di Kabupaten Seluma Rp303.713. Tahun berikutnya yaitu tahun 2016 garis kemiskinan mengalami kenaikan menjadi Rp332.438.

Selanjutnya tahun 2017 garis kemiskinan Rp355.680, lalu tahun 2018 garis kemiskinan Rp377.647, berikutnya tahun 2019 Rp386.321, kemudian dua tahun yang lalu yaitu tahun 2020 garis kemiskinan mencapai Rp400.090, dan yang terakhir hasil survei pada tahun 2021 gari kemiskinan di Kabupaten Seluma mencapai Rp414.446.

"Kita menentukan garis kemiskinan itu dari jumlah kalori yaitu 2.100 kalori. Dikatakan orang itu sudah tidak miskin lagi, kalau dia sudah berada di atas garis miskin. Baik itu dari sisi yang dikonsumsi dan juga sisi yang dihasilkan. Asumsinya dengan Rp414.446 ini sudah cukup untuk mencukupi kebutuhan kalorinya untuk beraktivitas. Lalu kenapa meningkat, karena ternyata harga-harga juga mengalami peningkatan, dan terjadi juga inflasi sedikit. Ada kaitannya secara  tidak langsung dengan garis kemiskinan. Seumpamanya jumlah konsumsi tidak mengalami peningkatan, namun ada kenaikan harga, maka akan mempengaruhi juga angka garis kemiskinan," jelas Kepala BPS Seluma Novrizal, SE, MM, melalui Arie Bukhari Adam S Koordinator fungsi IPDS, saat ditemui Radar Seluma, kemarin (9/8).

 

Dijelaskannya lagi dengan kenaikan garis kemiskinan yang masih tetap terjaga dikatakannya tidak serta merta merupakan suatu yang buruk. "Dengan peningkatan yang masih dalam kendali, inflasi itu tidak suatu yang buruk. Kita tidak hanya melihat dari sisi konsumen, tetapi kita juga harus melihat dari produsen. Seumpama penurunan harga minyak goreng bagus untuk konsumen, tetapi tidak bagus untuk produsen. Sehingga harus ada balencing dalam itu," tuturnya.

 

Kemudian dijelaskannya, Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah yang memiliki kekuatan perekonomian sejauh ini tidak membuat kenaikan garis kemiskinan yang signifikan. "Untuk jumlah masyarakat Kabupaten Seluma yang hidup di bawah garis kemiskinan yaitu persentasenya 18.72 persen," tutupnya.(adt)

Kategori :