PEMATANG AUR - Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Seluma yang berada di Desa Jenggalu, Kecamatan Sukaraja tahun ini tidak ada pendaftaran siswa baru. Kabarnya orangtua atau wali murid lebih banyak memilih menyekolahkan anaknnya di SDN Kota Bengkulu, dan juga SDN yang ada di Kelurahan Babatan. Kasi Kurikulum SD, Eko saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. "Ya ada satu sekolah yaitu SDN di Jenggalu. Orangtua banyak menyekolahkan anaknya ke Kota Bengkulu dan juga Kelurahan Babatan. Jadi tahun ini di sekolah tersebut tidak ada siswa kelas 1," kata Eko saat dihubungi Radar Seluma, kemarin (17/7).
Kades Jenggalu Joni Midarling, ST saat dikonfirmasi masih belum mengetahui pasti apakah sekolah tersebut tidak murid baru. "Hanya ada satu sekolah dasar di sini. Kalau untuk ada atau tidak siswa atau murid barunya saya belum tahu. Yang jelas betul kebanyakan orangtua menyekolahkan anaknya kini ke Kota Bengkulu. Kalau untuk fasilitas di SDN Jenggalu saya tidak tahu juga apakah ada kendala atau tidak. Namun kendala kita saat ini adalah tidak ada PAUD atau TK di desa sehingga banyak yang sekolah ke Kota Bengkulu," sambung Joni, kemarin.
Disampaikannya belum ada PAUD atau TK di Desa Jenggalu sendiri disebabkan terganjal regulasi yang mengatur tentang prioritas Dana Desa. "Pemerintah desa yang lalu ada kendala terhadap lahan. Tidak ada lahan tempat untuk mendirikan PAUD. Saat ini lahan kita sudah punya namun aturannya yang mengganjal. Karena hampir 3 tahun ini DD itu digunakan untuk BLT DD. Mohonlah kepada pemerintah agar ke depan DD tidak fokus untuk BLT saja," tuturnya.
Dengan dibangunnya TK nanti diharapkan oleh Joni ada banyak orangtua yang memilih untuk menyekolahkan anaknya di desa setempat. "Namun tentu hal tersebut harus didukung juga dengan fasilitasi yang memadai. Tidak hanya guru namun juga sarana dan prasarananya. Apabila sudah ada TK di sini nanti maka kita berharap akan berdampak juga dengan siswa yang di SDN," jelasnya. Sesuai dengan ketentuan data pokok Pendidikan (Dapodik) setiap kelas harus ada minimal tiga murid. Jika kurang dari tiga murid konsekuensinya kelas itu tidak masuk data Dapodik. Maka, keputusan selanjutnya diserahkan ke masing-masing sekolah dan orang tua. Apakah mereka bakal menitipkan murid di sekolah terdekat "Kalau jarak lebih dekat SD yang di Jenggalu dibandingkan dengan SD di Babatan atau Kota Bengkulu. Kita berharap nanti agar pemerintah mencarikan solusinya, dan mengecek apa penyebabnya sehingga banyak yang tidak mendaftar di sana. Kalau memang ada fasilitasnya yang kurang maka mohon untuk ditindaklanjuti," tutupnya.(adt)