NAPAL - Meski harga Tandan Buah Segar (TBS) kepala sawit saat ini tergolong tinggi. Namun, hal itu malah mempengaruhi kenaikan harga kebutuhan petani lainnya. Seperti harga pupuk dan harga racun rumput yang sebenarnya tidak hanya dibutuhkan oleh petani sawit saja. Tapi juga menjadi kebutuhan petani sawah dan kopi.
Salah satu toko pertanian di Jalan Umar Ahmad kelurahan Napal, Kecamatan Seluma, menjual berbagai jenis pupuk dan racun pertanian. Di toko tersebut harga kedua barang tersebut sudah melambung tinggi sejak awal pandemi. Harga pupuk Urea dari Rp. 300 ribu per 50 kg kini sudah naik menjadi Rp. 550 ribu. Kemudian pupuk NPK dari Rp. 350 perkarung (50 Kg) naik menjadi Rp. 600 ribu. KCL dari Rp. 300 ribu s ekarang Rp. 600 ribu. Kemudian pupuk TSP dari Rp. 300 ribu sekarang menjadi Rp.650 ribu.
Racun Bablas dari Rp. 50 ribu per satu liter naik menjadi Rp. 95 ribu. Kemudian Turmadan Rp.55 ribu sekarang naik menjadi Rp. 75 ribu. Dan Konup dari Rp.50 ribu naik menjadi Rp.95 ribu.
\"Harga pupuk dan racun mulai naik sejak awal pandemi, secara berangsur-angsur harganya terus bertambah, sampai sekarang belum pernah turun lagi,\" kata Menri, pemilik toko (24/02)
Akibatnya toko harus mengurangi stok pupuk dan racun, untuk mengurangi biaya modal. Meskipun kebutuhan petani terus meningkat.
\"Stok saya kurangi karena yang beli juga sedikit, biasanya sehari bisa empat ton pupuk terjual, sekarang tidak lagi. Biaya modal otomatis harus saya tekan karena harga terus naik,\" jelasnya.
Kondisi kenaikan harga ini diharapkan segera berakhir, karena memberikan dampak yang sangat buruk kepada para pelaku pertanian.
\"Saya harap pemerintah bisa membantu untuk menormalkan harga, karena bukan kami penjual saja yang terkendala, petani juga mengeluh,\" ujarnya. (ndi)