Waspadai 5 Penyakit Hati yang Merusak Amal dan Menjauhkan dari Rahmat Allah SWT
Jumat 03-10-2025,11:00 WIB
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Hati dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat penting. Rasulullah SAW bersabda bahwa hati adalah penentu baik atau buruknya amal seorang hamba. Jika hati baik, maka seluruh amalnya akan baik. Sebaliknya, jika hati rusak, maka seluruh amal akan rusak. Sabda Rasulullah SAW:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
Artinya: "Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh jasad. Dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, itulah hati." (HR. Bukhari dan Muslim)
Penyakit hati bukanlah sekadar masalah emosional, melainkan penyakit spiritual yang dapat menghapus pahala amal ibadah, menjerumuskan manusia pada kesombongan, dan menjauhkannya dari rahmat Allah SWT. Para ulama mengingatkan bahwa penyakit hati jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik, sebab ia dapat menghancurkan iman tanpa disadari.
Dalam Islam, ada beberapa penyakit hati yang sangat berbahaya. Berikut lima penyakit hati yang harus diwaspadai oleh setiap Muslim agar tidak menggerogoti amal ibadah kita.
1. Sum’ah: Berbuat Baik Agar Dipuji
Sum’ah adalah beramal saleh dengan tujuan agar amalnya terdengar dan diceritakan oleh orang lain, sehingga mendapat pujian. Allah SWT memperingatkan bahwa amal yang dicampuri dengan niat selain karena Allah akan sia-sia.
Firman Allah SWT:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Artinya:
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya." (QS. Al-Kahfi: 110)
Hadits Rasulullah SAW juga menyebutkan:
مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ، وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ
Artinya: "Barangsiapa yang beramal karena ingin diperdengarkan (sum’ah), maka Allah akan memperdengarkan (aibnya). Dan barangsiapa beramal karena riya, maka Allah akan menampakkan niatnya yang buruk." (HR. Bukhari dan Muslim)
Sum’ah membuat amal ibadah kehilangan nilai keikhlasan. Amal yang seharusnya menjadi jalan mendekatkan diri kepada Allah justru menjadi sebab kemurkaan-Nya.
2. Riya: Ingin Dilihat dan Dipuji
Riya adalah beribadah dengan tujuan agar dilihat orang lain, demi mendapatkan pujian. Riya adalah syirik kecil yang sering tidak disadari.
Rasulullah SAW bersabda:
أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ، قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الرِّيَاءُ
Artinya: "Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil." Mereka bertanya: "Apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Riya." (HR. Ahmad)
Riya membuat seseorang lebih peduli pada penilaian manusia daripada penilaian Allah SWT. Padahal Allah hanya menerima amal yang ikhlas karena-Nya.
3. Takabur: Merasa Lebih Baik dari Orang Lain
Takabur adalah merasa diri lebih baik, lebih mulia, atau lebih tinggi dari orang lain. Sifat ini adalah sifat Iblis yang enggan sujud kepada Nabi Adam AS.
Allah SWT berfirman:
إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong." (QS. An-Nahl: 23)
Rasulullah SAW bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
Artinya: "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi." (HR. Muslim)
Takabur membuat hati buta dari kebenaran, menolak nasihat, dan merendahkan sesama manusia.
4. Hasad: Iri Hati terhadap Nikmat Orang Lain
Hasad adalah merasa iri terhadap nikmat yang diberikan Allah kepada orang lain dan berharap nikmat itu hilang darinya.
Allah SWT berfirman:
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَىٰ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ
Artinya: "Ataukah mereka dengki kepada manusia lantaran karunia yang Allah berikan kepadanya?" (QS. An-Nisa: 54)
Rasulullah SAW bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
Artinya: "Jauhilah hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar." (HR. Abu Dawud)
Hasad membuat seseorang tidak ridha pada takdir Allah, serta mengikis amal kebaikan yang telah diperbuat.
5. Ujub: Merasa Bangga dengan Amal dan Usaha Sendiri
Ujub adalah merasa bangga dan kagum terhadap diri sendiri, menganggap keberhasilan semata-mata karena usaha tanpa menyadari pertolongan Allah.
Allah SWT berfirman:
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَىٰ مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا
Artinya: "Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari dosa) untuk selama-lamanya." (QS. An-Nur: 21)
Rasulullah SAW mengingatkan:
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ: شُحٌّ مُطَاعٌ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
Artinya: "Tiga hal yang membinasakan: kikir yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan seseorang yang ujub terhadap dirinya sendiri." (HR. Thabrani)
Ujub menutup kesadaran bahwa semua nikmat adalah pemberian Allah SWT, sehingga menjerumuskan pada kesombongan.
Lima penyakit hati sum’ah, riya, takabur, hasad, dan ujub adalah racun spiritual yang dapat menghancurkan amal ibadah seorang Muslim. Hati yang dipenuhi penyakit ini akan jauh dari keikhlasan, sulit menerima kebenaran, dan senantiasa gelisah.
Oleh karena itu, seorang Muslim hendaknya selalu menjaga hati dengan dzikir, doa, memperbanyak istighfar, dan menanamkan keikhlasan dalam setiap amal. Allah SWT berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Artinya: "Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih." (QS. Asy-Syu’ara: 88-89)
Membersihkan hati adalah perjalanan spiritual sepanjang hidup. Kita harus senantiasa bermuhasabah, agar hati tetap lembut, ikhlas, dan terhindar dari penyakit yang merusak amal. Semoga Allah SWT menjadikan hati kita hati yang selamat, dipenuhi keikhlasan, dan diridhai hingga akhir hayat.(djl)
Sumber: